PTNBH Didorong Dukung Program Prioritas Presiden Prabowo di Sulsel
Penjabat Gubernur Sulsel berharap Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) turut serta menyukseskan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, termasuk swasembada pangan dan program Makan Bergizi Gratis.

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Fadjry Djufry, mengajak Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) untuk berkolaborasi dalam menyukseskan program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan Fadjry dalam pertemuan dengan Majelis Senat Akademik (MSA) PTNBH di Makassar, Sabtu lalu. Sulsel, sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia dengan surplus beras hingga 2 juta ton per tahun, memiliki peran penting dalam pencapaian target swasembada pangan nasional.
Mendukung Swasembada Pangan dan Program Makan Bergizi Gratis
Fadjry menekankan pentingnya kontribusi PTNBH dalam program swasembada pangan. "Salah satu program Presiden Prabowo Subianto adalah swasembada pangan, yang tentunya membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk dari kalangan akademisi," ujarnya. Selain itu, ia juga berharap PTNBH turut serta dalam kesuksesan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Saat ini, anggaran MBG baru mencapai sekitar Rp71 triliun, sementara kebutuhan dana mencapai Rp400 triliun. Presiden Prabowo telah menginstruksikan efisiensi anggaran. Fadjry sendiri telah meninjau langsung pelaksanaan MBG di beberapa kabupaten dan sekolah di Kota Makassar. "Memang belum menjangkau semua, tetapi kita berharap agar MBG ini bisa cover semua sekolah di Indonesia," katanya. Sasaran MBG adalah siswa dari tingkat SD hingga SMA.
Program Cek Kesehatan Gratis dan Tantangan Pendidikan Generasi Z
Tidak hanya MBG, Fadjry juga menyinggung program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan pada 10 Februari 2025. Program ini menargetkan 287 juta penduduk Indonesia. "Alhamdulillah ini juga sudah berjalan dan kita akan mengalokasikan anggaran untuk menyukseskan program tersebut," ujarnya. Ia juga menyoroti tantangan dunia pendidikan dalam menghadapi generasi Z yang cenderung instan dan kurang dalam proses berpikir kritis.
Fadjry berharap peran aktif orang tua dan pengajar dalam menyaring informasi negatif yang dapat mempengaruhi anak-anak. Ia optimistis, dengan kolaborasi para guru besar, rektor, dan MSA PTNBH, akan muncul terobosan dan rekomendasi untuk menghadapi tantangan tersebut. "Saya yakin dengan kehadiran guru besar, rektor, dan MSA PTNBH akan ada terobosan melalui rekomendasi mengenai apa yang bisa dilakukan," tuturnya.
Kerja Sama Akademisi dan Pemerintah untuk Indonesia Maju
Pertemuan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melibatkan akademisi dalam pembangunan. Dukungan PTNBH sangat krusial dalam mencapai tujuan program-program prioritas nasional. Kolaborasi antara pemerintah dan akademisi diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif dan efektif untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan di Indonesia. Keberhasilan program swasembada pangan dan program-program lainnya bergantung pada sinergi dan komitmen semua pihak yang terlibat. Dengan sumber daya dan keahlian yang dimiliki PTNBH, diharapkan program-program tersebut dapat berjalan dengan optimal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia.
Partisipasi aktif PTNBH tidak hanya sebatas dukungan finansial, tetapi juga mencakup kontribusi riset, pengembangan teknologi, dan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Inovasi dan solusi yang dihasilkan dari kolaborasi ini akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Harapannya, kerja sama ini akan terus berlanjut dan menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan bangsa.