Razia Preman di Cianjur: 43 Orang Diamankan, Bawa Senjata Tajam
Polres Cianjur amankan 43 preman dalam razia, beberapa di antaranya membawa senjata tajam, meresahkan warga selama bulan puasa.

Polres Cianjur menggelar razia preman di berbagai wilayah Cianjur, Jawa Barat, pada Kamis, 27 Februari 2024. Razia ini berhasil mengamankan 43 orang yang diduga preman dan 'pak ogah', beberapa di antaranya kedapatan membawa senjata tajam. AKP Tono Listianto, Kasat Reskrim Polres Cianjur, menyatakan operasi ini bertujuan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, khususnya selama bulan puasa.
Razia menyasar sejumlah titik di wilayah kota Cianjur, termasuk Cibeber, Karangtengah, Ciranjang, dan Cilaku. Operasi yang dilakukan secara acak ini berhasil menjaring puluhan preman dan 'pak ogah' yang dinilai meresahkan warga, terutama pengguna jalan. AKP Tono menjelaskan, "Kami menggelar razia serentak...terjaring sekitar 43 orang preman dan 'pak ogah' dan beberapa orang diantaranya didapati membawa senjata tajam dengan dalih untuk jaga diri."
Para preman yang terjaring kemudian dibawa ke Polres Cianjur untuk didata dan dibina. Mereka yang kedapatan membawa senjata tajam akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut, mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan. Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Pembinaan dan Tindakan Preventif
Sebagai bentuk pembinaan, sebelum dipulangkan, para preman tersebut diwajibkan membersihkan masjid. AKP Tono menjelaskan, "Kegiatan bersih-bersih masjid merupakan bentuk pembinaan...kami minta mereka berbuat sesuatu bermanfaat bagi banyak orang." Hal ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku dan mencegah tindakan serupa di masa mendatang.
Selain kerja bakti di masjid, pihak kepolisian juga memberikan pembinaan secara lisan. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya ketertiban dan kepatuhan hukum. Dengan demikian, diharapkan para preman dapat menjadi warga yang lebih baik dan tidak lagi meresahkan masyarakat.
Polres Cianjur berharap, setelah pembinaan ini, para preman tidak akan mengulangi perbuatannya. Mereka diharapkan tidak lagi mangkal di perempatan atau tempat-tempat tertentu yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat. Langkah preventif ini dinilai penting untuk menjaga kondusifitas wilayah.
Himbauan kepada Masyarakat
Polres Cianjur juga mengimbau masyarakat untuk aktif berperan serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Masyarakat diminta untuk melapor jika melihat aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar, terutama selama bulan puasa. AKP Tono menegaskan, "Jangan takut untuk melapor, kami akan segera melakukan tindakan tegas ketika ada aksi premanisme atau kegiatan lain yang dapat merusak suasana selama bulan puasa saat masyarakat Cianjur menjalankan ibadah."
Dengan adanya kerjasama antara pihak kepolisian dan masyarakat, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif, khususnya selama bulan puasa. Langkah tegas dan pembinaan yang diberikan diharapkan dapat menekan angka premanisme di wilayah Cianjur.
Kesimpulannya, razia preman yang dilakukan Polres Cianjur merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Pembinaan yang diberikan kepada para preman diharapkan dapat mencegah terjadinya aksi premanisme di masa mendatang. Kerjasama antara pihak kepolisian dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.