Rektor Unand: Bijak Gunakan AI, Mahasiswa Kuasai 6C untuk Masa Depan
Rektor Unand mengingatkan mahasiswa dan dosen untuk bijak memanfaatkan AI dalam riset dan pembelajaran, serta menekankan pentingnya penguasaan enam kompetensi utama (6C) di era teknologi.
![Rektor Unand: Bijak Gunakan AI, Mahasiswa Kuasai 6C untuk Masa Depan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/140031.744-rektor-unand-bijak-gunakan-ai-mahasiswa-kuasai-6c-untuk-masa-depan-1.jpg)
Padang, 8 Februari 2025 - Rektor Universitas Andalas (Unand), Efa Yonnedi, memberikan pesan penting kepada mahasiswa dan dosen dalam sambutannya pada Wisuda I Unand Tahun 2025. Ia menekankan pentingnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang bijak dalam proses belajar mengajar dan riset. Peringatan ini disampaikan di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI yang telah mengintegrasi ke berbagai program studi di Unand.
Pentingnya Bijak Menggunakan AI
Dalam sambutannya, Rektor Efa Yonnedi menyatakan, "Mahasiswa dan dosen harus bijak dalam menggunakan kecerdasan buatan agar kita lebih produktif." Ia menjelaskan bahwa meskipun AI dapat mempercepat pembuatan naskah akademik, AI tetaplah sebuah alat. AI tidak memiliki pemahaman mendalam tentang konteks riset atau tugas akademik. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk tetap memperhatikan aspek fundamental agar tidak terjadi kesalahan interpretasi atau kesimpulan yang keliru.
Lebih lanjut, Rektor menegaskan, "Yang perlu diingat, kita tidak boleh sepenuhnya menyerahkan apa yang kita buat kepada kecerdasan buatan, karena AI tidak memiliki rasa atau pemahaman konteksnya." Hal ini menyoroti pentingnya peran manusia dalam proses berpikir kritis dan analitis, yang tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh AI.
AI sebagai Alat, Bukan Pengganti Manusia
Rektor juga membahas dampak AI terhadap dunia kerja. Perkembangan robotika dan otomatisasi telah mengubah berbagai sektor industri, menggantikan beberapa peran tradisional manusia. Namun, Rektor menegaskan bahwa AI hanyalah alat atau media untuk mempermudah pekerjaan, bukan pengganti peran manusia secara menyeluruh. Keterampilan dan kreativitas manusia tetap menjadi aset yang tak tergantikan.
Pesan ini disampaikan kepada para wisudawan sebagai bekal menghadapi tantangan di masa depan. "Wisudawan perlu menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan mengembangkan keterampilan yang tidak dapat digantikan oleh mesin," pesan Rektor Efa Yonnedi.
Menguasai 6C di Era AI
Mengutip rekomendasi World Economic Forum, Rektor menyebutkan pentingnya penguasaan 16 kompetensi utama bagi generasi muda. Meskipun tidak semua kompetensi tersebut dapat dikuasai secara menyeluruh, setidaknya enam kompetensi utama, yang dikenal sebagai 6C, perlu menjadi fokus utama. Keenam kompetensi tersebut adalah:
- Communication: Kemampuan berkomunikasi secara efektif.
- Collaboration: Kemampuan bekerja sama dalam tim.
- Critical Thinking: Kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah.
- Creativity: Kemampuan berkreasi dan berinovasi.
- Computational Logic: Kemampuan memahami dan menerapkan logika komputasional.
- Compassion: Kemampuan memahami dan berempati terhadap orang lain.
Rektor berharap para mahasiswa dan lulusan Unand dapat menguasai kompetensi-kompetensi ini untuk menghadapi tantangan dan peluang di era teknologi yang semakin maju. Penguasaan 6C ini diyakini akan menjadi kunci kesuksesan di masa depan, bahkan di tengah pesatnya perkembangan AI.
Universitas Andalas, sebagai perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa, terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Integrasi AI ke dalam berbagai program studi menunjukkan komitmen Unand dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan peluang. Dengan menekankan pentingnya bijak menggunakan AI dan menguasai 6C, Unand berupaya mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia global.