Rektor UICI Sorot Peran AI dan Ekonomi Hijau untuk Pendidikan Tinggi di Indonesia
Rektor UICI, Prof. Laode Kamaluddin, menekankan pentingnya peran Artificial Intelligence (AI) dan ekonomi hijau dalam pendidikan tinggi Indonesia, khususnya untuk mengatasi kesenjangan pembangunan di daerah pedesaan.

Makassar, 24 April 2024 - Rektor Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), Prof. Dr. Laode M. Kamaluddin, MSc., M.Eng., baru-baru ini menyoroti peran krusial kecerdasan buatan (AI) dan ekonomi hijau dalam pendidikan tinggi Indonesia. Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Prof. Kamaluddin menekankan pentingnya penerapan AI dalam pendidikan tinggi untuk menghadapi era digital. Ia menjelaskan bahwa transformasi dari dunia konvensional ke dunia digital menuntut kerja sama yang kuat antar berbagai pihak. Beliau juga mengingatkan akan pentingnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi bonus demografi. "Jika bonus demografi tidak dibarengi dengan kualitas dan kapasitas SDM yang baik, maka yang seharusnya menjadi peluang bisa berubah menjadi bencana. Kampus harus hadir merespon tantangan tersebut dan berdampak nyata bagi masyarakat," tegas Prof. Kamaluddin.
Lebih lanjut, Prof. Kamaluddin membahas tantangan geografis Indonesia yang luas dan beragam, yang menghambat efektivitas penyelenggaraan pendidikan tinggi di seluruh wilayah. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi khusus, yang disebutnya sebagai 'rural bias education for rural industrialization', untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi di daerah pedesaan. AI, menurut beliau, menjadi alat penting untuk menjangkau dan mengembangkan potensi wilayah-wilayah terpencil.
Pentingnya AI dan Ekonomi Hijau dalam Pendidikan Tinggi
Prof. Kamaluddin menegaskan bahwa perguruan tinggi harus memiliki dampak nyata bagi masyarakat. "Jika kampus tidak memiliki dampak bagi masyarakat, maka eksistensinya akan dipertanyakan. Kita harus memastikan bahwa setiap teknologi, termasuk AI, memberi manfaat langsung bagi pembangunan wilayah, terutama desa-desa yang masih tertinggal," ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya penguatan *cyber security* dan sistem digitalisasi di kampus sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam konteks ekonomi hijau, penerapan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan juga menjadi poin penting yang diangkat. Pemanfaatan AI dapat dioptimalkan untuk mendukung praktik-praktik ekonomi hijau, seperti pengelolaan sumber daya alam secara efisien dan pengembangan energi terbarukan.
Kuliah umum ini juga membahas pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat, untuk memastikan keberhasilan implementasi AI dan ekonomi hijau dalam pendidikan tinggi.
Transformasi Digital di Unhas
Rektor Unhas, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, MSc., dalam sambutannya, menyatakan bahwa transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi perguruan tinggi. Unhas sendiri telah membentuk unit khusus untuk menangani transformasi digital dan menghadapi perkembangan teknologi AI yang pesat.
Prof. Jompa menekankan pentingnya adaptasi dan kolaborasi untuk menjadi bagian dari pembangunan peradaban global. "Perkembangan saat ini berlangsung sangat cepat. Ke depannya, bukan hanya soal digitalisasi, tapi bagaimana kita bisa mengikuti kecepatan teknologi AI. Universitas harus mampu beradaptasi dan menjadi bagian dari pembangunan peradaban global," katanya.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan transformasi digital dan pemanfaatan AI di era modern ini. Universitas-universitas besar dunia, menurutnya, menjadi *trendsetter* karena kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi dan menjalin kolaborasi yang efektif.
Kesimpulannya, kuliah umum ini menyoroti pentingnya peran AI dan ekonomi hijau dalam memajukan pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya dalam mengatasi kesenjangan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah pedesaan. Kolaborasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini.