Wapres Gibran: Generasi Muda Harus Adaptasi dengan AI, Bukan Bergantung!
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendorong generasi muda Indonesia untuk beradaptasi dengan kecerdasan buatan (AI) tanpa sampai bergantung sepenuhnya, menekankan pentingnya pemahaman konseptual.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini mengunjungi SMA Negeri 66 Jakarta dalam rangka meninjau Program Nasional Digital AI. Kunjungan tersebut dilakukan pada Rabu di Cilandak, Jakarta Selatan, dan diselenggarakan oleh AICO, komunitas Artificial Intelligence (AI) terbesar di Indonesia. Dalam kunjungannya, Wapres Gibran menekankan pentingnya adaptasi generasi muda terhadap perkembangan teknologi AI, namun dengan catatan agar tidak sampai bergantung sepenuhnya pada teknologi tersebut. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan melalui pemanfaatan kecerdasan buatan.
Pesan utama Wapres Gibran kepada para siswa SMAN 66 Jakarta adalah pentingnya memanfaatkan teknologi AI secara bijak. Ia melihat AI sebagai alat yang dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas, serta mengasah kemampuan pemecahan masalah. Namun, ia juga mengingatkan bahaya ketergantungan. "Jadi (pemuda) Indonesia itu jangan sampai kalah, kita harus beradaptasi. Yang namanya AI itu tidak akan menggantikan manusia," tegas Wapres Gibran.
SMAN 66 Jakarta sendiri telah menjadi salah satu sekolah yang telah mengintegrasikan fasilitas berbasis AI ke dalam kurikulumnya. Hal ini menunjukkan komitmen sekolah dalam mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan para siswa dapat lebih mudah mengakses dan memahami konsep-konsep yang rumit dalam berbagai mata pelajaran.
Pentingnya Pemahaman Konseptual di Era AI
Wapres Gibran menekankan pentingnya pemahaman konseptual di tengah pesatnya perkembangan teknologi AI. Ia mengingatkan para siswa agar tidak hanya bergantung pada AI untuk menyelesaikan masalah secara instan. "Ini bukan untuk jalan pintas ya, kalian tetap harus berusaha dan menggunakan formula-formula (yang diajarkan para guru)," pesan Wapres Gibran. Menurutnya, AI semestinya digunakan sebagai alat bantu untuk memahami konsep dan membangun pola pikir yang kritis, bukan sebagai jalan pintas untuk menghindari proses belajar yang mendalam.
Lebih lanjut, Wapres menjelaskan bahwa meskipun AI memiliki kemampuan luar biasa, teknologi ini tidak akan pernah bisa menggantikan peran manusia. Justru, mereka yang enggan belajar dan beradaptasi dengan AI akan tertinggal. "Yang namanya AI itu tidak akan menggantikan manusia, tapi manusia yang enggak mau pake AI, yang enggak mau beradaptasi, yang enggak mau berkembang, itu nanti akan dikalahkan oleh manusia yang memanfaatkan AI," imbuhnya.
Wapres Gibran juga mendorong siswa untuk tetap mempelajari rumus-rumus dan konsep dasar yang diajarkan oleh guru. Hal ini penting agar mereka memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang suatu masalah, bukan hanya sekadar mendapatkan jawaban instan dari AI. Dengan pemahaman yang mendalam, siswa dapat lebih mudah beradaptasi dan berinovasi di masa depan.
AI sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti Manusia
Dalam konteks pendidikan, AI dapat berperan sebagai tutor pintar, membantu siswa memahami materi pelajaran dengan lebih efektif. Namun, peran guru tetap tak tergantikan. Guru berperan sebagai fasilitator, mentor, dan pembimbing yang memberikan arahan dan motivasi kepada siswa. AI hanya dapat memberikan informasi dan solusi, tetapi tidak dapat memberikan bimbingan personal dan membangun karakter seperti yang dapat dilakukan oleh seorang guru.
Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan penggunaan AI dengan pembelajaran konvensional. Siswa harus tetap aktif belajar, berlatih, dan berinteraksi dengan guru dan teman sebaya. Kolaborasi antara manusia dan AI akan menghasilkan hasil yang optimal. Dengan demikian, AI dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, bukan pengganti peran manusia.
Wapres Gibran menutup kunjungannya dengan menyampaikan apresiasi kepada SMAN 66 Jakarta atas komitmennya dalam memanfaatkan AI dalam dunia pendidikan. Sekolah ini menjadi contoh bagi sekolah lain dalam mengadopsi teknologi terkini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kesimpulannya, pesan Wapres Gibran menekankan pentingnya adaptasi dan pemanfaatan teknologi AI yang bijak bagi generasi muda Indonesia. AI harus dilihat sebagai alat bantu, bukan pengganti kemampuan manusia. Pemahaman konseptual dan kemampuan beradaptasi tetap menjadi kunci kesuksesan di masa depan yang semakin didominasi oleh teknologi.