Wapres Dorong Guru Kuasai AI: Adaptasi Teknologi atau Ketinggalan Zaman?
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendorong guru untuk mempelajari kecerdasan buatan (AI) agar tidak tertinggal dari kemajuan teknologi dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya guru untuk mempelajari teknologi kecerdasan buatan (AI) agar tidak tertinggal dari perkembangan zaman. Hal ini disampaikan Gibran saat meninjau uji coba dan workshop pemanfaatan AI dalam kegiatan belajar mengajar di SMA Islam Terpadu Al-Madinah, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/3).
Kunjungan Wapres Gibran ini bertujuan untuk melihat langsung penerapan AI dalam pendidikan. Ia menekankan pentingnya adaptasi terhadap kemajuan teknologi, terutama bagi para pendidik. "Jangan sampai ketinggalan. Kita jangan terlambat untuk beradaptasi, termasuk para guru. Saya mohon nanti cepat beradaptasi juga, karena ini perkembangannya cepat sekali," ujar Wapres Gibran.
Lebih lanjut, Gibran berharap pemanfaatan AI dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah. Tujuannya adalah agar generasi muda Indonesia mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi AI, serta menjadi lebih produktif dan kreatif. Wapres bahkan mengusulkan agar AI menjadi mata pelajaran tambahan atau pilihan di sekolah-sekolah.
Implementasi AI dalam Kurikulum Pendidikan
Dalam workshop tersebut, sejumlah siswa SMA Islam Terpadu Al-Madinah dilatih membuat instruksi dasar (basic prompt) untuk aplikasi berbasis AI Rubix, dibimbing oleh komunitas pegiat AI AICO. Gibran menekankan bahwa AI bukanlah jalan pintas untuk mendapatkan jawaban, melainkan alat untuk menunjang kreativitas dan produktivitas siswa.
Wapres menjelaskan kepada para siswa, "(AI) itu tidak akan memberikan jawaban langsung. Dia ada step-by-step cara mendapatkan jawabannya, dan gunanya AI seperti itu. Jadi, nanti di luar jam pelajaran, di luar jam sekolah, kalau kalian punya PR, punya tugas, kalian bisa cari jawabannya sendiri."
Program uji coba ini telah dimulai sejak minggu lalu di beberapa sekolah di Jakarta, dan SMA Islam Terpadu Al-Madinah merupakan salah satu dari tiga sekolah yang terpilih untuk mengikuti program ini minggu ini. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendorong implementasi AI di sektor pendidikan.
Wapres Gibran juga menyampaikan terima kasih kepada kepala sekolah SMA Islam Terpadu Al-Madinah atas partisipasinya dalam program ini.
Dukungan dari Pihak Sekolah
Kepala Sekolah SMA Islam Terpadu Al-Madinah, Eka Wulandari, menyambut positif program pengenalan AI ini. Ia menilai program tersebut sangat bermanfaat bagi para siswa dan berpotensi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Eka Wulandari menambahkan, "Kami sangat mengharapkan dunia pendidikan selanjutnya, nanti akan kami tingkatkan terus terkait dengan teknologinya, karena AI itu adalah salah satu tools (alat) nih yang bisa kami manfaatkan tentu saja untuk meningkatkan kualitas pembelajaran."
Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk menerapkan teknologi AI dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, Indonesia dapat mempersiapkan generasi muda yang siap menghadapi tantangan di era digital yang semakin berkembang pesat.
Ke depannya, integrasi AI dalam kurikulum pendidikan diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten dan mampu bersaing di tingkat global. Penguasaan AI tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga bagi para guru agar mereka dapat membimbing siswa secara efektif dalam memanfaatkan teknologi ini.