RI-Jepang Sepakat Garap PLTA Kayan: Listrik Terbesar Asia Tenggara
Indonesia dan Jepang sepakat mendorong pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara, proyek raksasa yang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan berkontribusi pada target emisi nol karbon.

Indonesia dan Jepang resmi bekerja sama untuk mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kalimantan Utara. Kesepakatan ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent Cooperation (LOI) oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Indonesia, Edi Prio Pambudi, dan Deputy Commissioner for International Affairs Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Masanori Tsuruda, di Jakarta pada Rabu, 5 Maret 2024.
PLTA Kayan bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi investasi strategis untuk mengamankan energi Indonesia dan mendukung upaya dekarbonisasi menuju target emisi nol karbon pada tahun 2060. Proyek ini juga merupakan bagian dari inisiatif Asia Zero Emission Community (AZEC), platform kerja sama regional untuk mencapai netralitas karbon.
Proyek ambisius ini berlokasi di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi nasional. Jepang, sebagai mitra strategis, akan berperan penting dalam pelaksanaan proyek transisi energi ini.
Kerja Sama RI-Jepang untuk PLTA Kayan
Penandatanganan LOI menandai langkah penting, namun masih membutuhkan kerja sama berkelanjutan antara Indonesia dan Jepang untuk merealisasikan pembangunan PLTA Kayan. "Tantangan untuk membangun PLTA Kayan ini tidak mudah," ungkap Deputy Masanori, "namun kami yakin bahwa hubungan bilateral yang baik antara Jepang dan Indonesia merupakan modal kuat untuk pembangunan proyek PLTA Kayan." Pernyataan ini menekankan pentingnya kolaborasi dan kepercayaan dalam menghadapi kompleksitas proyek berskala besar ini.
Pemerintah Indonesia mendorong Jepang untuk mendukung proyek-proyek transisi energi yang praktis, dapat diperluas, dan inklusif. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi nol karbon. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan model pembangunan berkelanjutan yang dapat diadopsi di wilayah lain.
PLTA Kayan, yang telah ditetapkan sebagai proyek kategori II dalam Expert Group Meeting tahun 2024, merupakan proyek potensial yang siap dikomersialkan. Meskipun masih dalam tahap studi kelayakan, proyek ini menunjukkan kesiapan dan potensi besar untuk segera direalisasikan.
PLTA Kayan: Proyek Raksasa untuk Asia Tenggara
Dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW), PLTA Kayan akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara. Investasi yang dibutuhkan mencapai 17,8 miliar dolar AS, menunjukkan skala proyek yang sangat besar dan kompleks.
PLTA ini diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik kawasan industri. Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Utara dan sekitarnya. Selain itu, proyek ini juga akan berkontribusi pada upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai target net zero emission.
Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh nyata kerja sama internasional dalam pengembangan energi terbarukan dan transisi energi. Kolaborasi antara Indonesia dan Jepang dalam proyek PLTA Kayan diharapkan dapat menjadi model bagi kerja sama serupa di masa depan, baik di tingkat regional maupun global.
Proyek ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi Indonesia, tetapi juga akan berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.