Ribuan Putri Mandalika Meriahkan Karnaval Budaya Jelang Bau Nyale 2024
Ribuan putri dari berbagai desa di Lombok Tengah, NTB, ikuti karnaval budaya sebagai rangkaian acara Bau Nyale 2024, tradisi menangkap cacing laut yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara.

Lombok Tengah, NTB, menyaksikan pemandangan spektakuler pada 17 Februari 2024. Ribuan putri dari berbagai desa di Lombok Tengah berpartisipasi dalam Karnaval Budaya Mandalika, sebuah rangkaian acara menjelang puncak perayaan Bau Nyale. Acara yang menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara ini berlangsung di kawasan Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai pemanasan sebelum puncak acara penangkapan cacing laut di Pantai Seger pada 18-19 Februari 2024.
Karnaval 1000 Putri: Perpaduan Budaya dan Pariwisata
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Sungkul, menjelaskan bahwa karnaval ini merupakan bagian penting dari rangkaian acara Bau Nyale. "Karnaval 1000 putri ini diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun mancanegara," ujarnya. Lebih dari seribu putri terbaik dari seluruh kecamatan di Lombok Tengah berpartisipasi, berjalan dari Kuta Beach Park Mandalika hingga areal Bazar Mandalika.
Para putri menampilkan kostum dengan beragam model dan warna yang merepresentasikan kekayaan budaya Lombok Tengah. Keindahan dan keunikan kostum-kostum tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Sungkul menambahkan, "Ribuan putri ini adalah yang terbaik dari setiap kecamatan di Lombok Tengah. Mereka akan menampilkan kostum dengan berbagai model dan warna yang mencerminkan keberagaman budaya Lombok Tengah."
Bau Nyale: Tradisi dan Pariwisata
Bau Nyale, tradisi menangkap cacing laut, merupakan tradisi budaya khas Lombok yang sarat makna. Tradisi ini berkaitan dengan legenda Putri Mandalika, yang konon berubah menjadi cacing laut. Acara tahunan ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mendorong sektor pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Karnaval 1000 putri menjadi ikon baru Bau Nyale 2024. Dengan konsepnya yang megah dan melibatkan banyak peserta, karnaval ini diyakini akan semakin memperkuat daya tarik Bau Nyale. "Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk tidak melewatkan momen ini, yang akan menghadirkan pengalaman budaya yang unik dan berkesan di KEK Mandalika," ajak Sungkul.
Dampak Positif bagi Ekonomi Lokal
Sekretaris Daerah Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya, menekankan pentingnya Bau Nyale bagi promosi pariwisata dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. "Kami menghadirkan ribuan putri Mandalika ini menandakan tradisi Bau Nyale tetap dilestarikan," katanya. Pemerintah daerah terus melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas acara dan menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Firman Wijaya menambahkan, "Bau Nyale ini tradisi masyarakat yang harus tetap dilestarikan untuk pengembangan pariwisata." Keberhasilan penyelenggaraan Bau Nyale 2024 diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian masyarakat Lombok Tengah.
Karnaval ini bukan hanya sekadar peragaan busana, tetapi juga sebuah upaya untuk melestarikan budaya dan mempromosikan pariwisata Lombok Tengah. Dengan partisipasi ribuan putri Mandalika, Bau Nyale 2024 diharapkan menjadi lebih meriah dan sukses menarik perhatian dunia.