Bau Nyale 2025: Tradisi Menangkap Cacing Laut di Lombok Tengah Jadi Ajang Utama Pariwisata NTB
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah menetapkan tradisi Bau Nyale sebagai event utama pariwisata NTB di tahun 2025, dengan harapan dapat mendongkrak perekonomian lokal dan menarik kunjungan wisatawan.

Lombok Tengah, NTB akan menjadi pusat perhatian pada Februari 2025. Tradisi Bau Nyale, ritual menangkap cacing laut di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, resmi ditetapkan sebagai major event pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB). Event budaya ini diprediksi akan menarik banyak wisatawan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Pemkab Loteng) menjadikan Bau Nyale sebagai ajang utama karena potensi besarnya dalam menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Asisten II Setda Lombok Tengah, Lendek Jayadi, menjelaskan bahwa event ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Bau Nyale bukan sekadar tradisi, tetapi juga sebuah major event yang diproyeksikan memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan daerah.
Bau Nyale 2025 tidak hanya sebatas ritual menangkap cacing laut. Pemkab Loteng telah merencanakan serangkaian kegiatan untuk memeriahkan acara ini. Beberapa di antaranya adalah karnaval budaya, pemilihan Putri Mandalika, dan bazar kuliner yang menampilkan beragam sajian khas Lombok. Semua kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman wisata yang lengkap dan berkesan bagi para pengunjung.
Puncak acara Bau Nyale 2025 akan berlangsung pada 18-19 Februari di Pantai Seger. Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri, mengungkapkan bahwa perayaan akan dimeriahkan oleh musisi lokal, seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Hiburan musik ini akan menambah semarak perayaan dan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Lebih lanjut, Bupati Pathul Bahri juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusifitas wilayah. Hal ini dinilai penting untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan Bau Nyale dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Keamanan dan ketertiban menjadi kunci keberhasilan event ini.
Penentuan tanggal 18-19 Februari 2025 sebagai puncak acara Bau Nyale didasarkan pada hasil musyawarah dan perhitungan penanggalan Sasak, serta pengamatan tanda-tanda alam. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Sungkul, menyampaikan bahwa tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal 20 bulan 10 dalam penanggalan Sasak, yang dipercaya sebagai waktu kemunculan nyale, jelmaan Putri Mandalika.
Dengan berbagai rangkaian acara yang telah dipersiapkan, Bau Nyale 2025 diharapkan tidak hanya menjadi perayaan budaya semata, melainkan juga menjadi mesin penggerak perekonomian masyarakat Lombok Tengah. Pemkab Loteng optimistis event ini akan sukses dan membawa dampak positif bagi pariwisata NTB.