RKPD Pontianak 2026: Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan
Pemkot Pontianak fokus pada pembangunan berkelanjutan dan inklusif di RKPD 2026, dengan prioritas peningkatan kualitas hidup, penguatan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan budaya, serta melibatkan partisipasi masyarakat.

Pemerintah Kota Pontianak menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026 dengan fokus utama pada pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Hal ini disampaikan langsung oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Edi Suryanto, saat membuka Forum Konsultasi Publik Penyusunan Rancangan Awal RKPD Kota Pontianak 2026 di Aula Sultan Syarif Abdurrahman (SSA), Senin, 10 Februari 2024.
Prioritas Pembangunan Kota Pontianak
RKPD 2026 Kota Pontianak mengusung tema "meletakkan pondasi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif". Tema ini mencerminkan komitmen Pemkot Pontianak untuk membangun kota yang lebih maju, sejahtera, dan ramah lingkungan. Pj Wali Kota menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan ini, menjadikan forum konsultasi publik sebagai wadah penting untuk menyerap aspirasi dari berbagai pihak.
Pembangunan Kota Pontianak akan difokuskan pada empat pilar utama: peningkatan kualitas hidup masyarakat, penguatan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pelestarian budaya. Keempat pilar ini saling berkaitan dan akan dijalankan secara terintegrasi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat
Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Pemkot Pontianak akan memprioritaskan sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar. Perhatian khusus akan diberikan kepada kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, perempuan, anak-anak, serta masyarakat miskin dan marginal. Tujuannya adalah untuk memastikan akses yang setara terhadap layanan dasar bagi seluruh lapisan masyarakat.
Penguatan Ekonomi Lokal
Penguatan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan juga menjadi fokus utama. Sektor perdagangan, pariwisata, pertanian, dan UMKM akan didorong untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas. Inovasi dan digitalisasi akan dioptimalkan untuk membuka akses pasar yang lebih luas dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat Pontianak.
Pelestarian Lingkungan dan Budaya
Konsep pembangunan hijau akan diterapkan dalam aspek lingkungan, termasuk pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim. Pemkot Pontianak berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup demi generasi mendatang. Sementara itu, sektor budaya akan mendapat perhatian khusus melalui pelestarian seni dan tradisi lokal. Pj Wali Kota menegaskan bahwa pembangunan modern tidak boleh mengabaikan kearifan budaya lokal.
Capaian dan Tantangan
Pj Wali Kota Edi Suryanto juga memaparkan sejumlah capaian Kota Pontianak pada tahun 2024. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 82,22 poin, lebih tinggi dibandingkan Provinsi Kalimantan Barat (71,19) dan nasional (75,02). Tingkat kemiskinan juga lebih rendah, yakni 4,2 persen, dibandingkan Kalimantan Barat (6,32 persen) dan nasional (8,57 persen). Namun, tantangan masih ada, terutama dalam menekan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang berada di angka 8,29 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional (4,91 persen).
Pj Wali Kota menekankan pentingnya perencanaan yang cermat, mengingat disparitas antara angka pengangguran dan kemiskinan. Ia menegaskan bahwa perencanaan pembangunan tidak bisa dilakukan secara sepihak dan forum konsultasi publik ini merupakan wujud keterbukaan pemerintah dalam menyusun kebijakan yang berpihak pada masyarakat.
Kesimpulan
RKPD Pontianak 2026 merupakan langkah strategis Pemkot Pontianak dalam membangun kota yang lebih baik. Dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan dan inklusif, serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan RKPD ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pontianak secara menyeluruh.