RS Rujukan di Tangerang: Indikator Penurunan Kasus Stunting
Ketersediaan rumah sakit rujukan di Kota Tangerang terbukti berkontribusi pada penurunan angka stunting dari 6,8 persen pada 2023 menjadi 5,2 persen di 2024, berkat kemudahan akses layanan bagi balita.

Kota Tangerang, Banten, mencatatkan penurunan angka stunting yang signifikan. Penurunan ini, dari 6,8 persen pada tahun 2023 menjadi 5,2 persen pada tahun 2024, dikaitkan dengan peningkatan akses layanan kesehatan bagi balita penderita stunting melalui perluasan rumah sakit rujukan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, pada Rabu lalu.
Menurut dr. Dini, keberadaan rumah sakit rujukan telah memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi keluarga dalam proses penanganan stunting pada anak. "Adanya RS rujukan telah memberikan kemudahan penanganan bagi balita stunting sehingga keluarga akan semakin nyaman dalam proses perbaikan gizi anak," jelasnya. Pemerintah Kota Tangerang telah berupaya meningkatkan jumlah rumah sakit rujukan untuk penanganan stunting, dari enam rumah sakit swasta pada tahun 2024 menjadi 34 rumah sakit pada tahun 2025.
Strategi ini terbukti efektif. Pada tahun 2024, sebanyak 653 balita telah dirujuk dan mendapatkan pelayanan di rumah sakit rujukan tersebut. Dengan semakin banyaknya rumah sakit rujukan yang tersebar di 13 wilayah kecamatan Kota Tangerang, akses layanan kesehatan menjadi lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Peran Rumah Sakit Rujukan dalam Penurunan Stunting
Perluasan akses layanan kesehatan melalui rumah sakit rujukan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menurunkan angka stunting di Kota Tangerang. Kemudahan akses ini memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efektif bagi balita yang mengalami stunting. Hal ini juga memberikan kenyamanan bagi keluarga yang anaknya membutuhkan perawatan intensif.
Data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) menunjukkan penurunan angka stunting yang signifikan. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh perluasan rumah sakit rujukan, tetapi juga berkat berbagai program intervensi yang telah dijalankan.
Program-program tersebut, antara lain Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), Dapur Dashat, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal, telah berkontribusi besar dalam upaya penurunan angka stunting.
Dengan tersedianya rumah sakit rujukan yang lebih banyak dan tersebar luas, diharapkan semakin banyak balita stunting yang dapat ditangani secara maksimal. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai target penurunan angka stunting yang telah ditetapkan.
Optimalisasi Program Penanganan Stunting
Pemerintah Kota Tangerang berkomitmen untuk terus mengoptimalkan berbagai program dalam menekan angka stunting. Penurunan angka stunting dari 6,8 persen menjadi 5,2 persen merupakan bukti nyata dari keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Namun, upaya ini tidak akan berhenti sampai di sini.
Pemerintah akan terus berupaya meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi intervensi penurunan stunting agar sesuai dengan target yang telah ditentukan. Hal ini meliputi peningkatan kualitas layanan kesehatan, penyediaan makanan bergizi, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi bagi tumbuh kembang anak.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak, diharapkan angka stunting di Kota Tangerang dapat terus ditekan hingga mencapai target yang diinginkan. Keberhasilan ini menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.
Keberhasilan dalam menekan angka stunting di Kota Tangerang menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik, masalah stunting dapat diatasi. Peningkatan akses layanan kesehatan melalui perluasan rumah sakit rujukan menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan ini. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi daerah lain dalam upaya penanggulangan stunting.