Rumah Warga di Tepi Sungai Batanghari Ambruk, Damkartan Ungkap Penyebabnya
Rumah non-permanen di Penyengat Rendah, Jambi, roboh akibat getaran kendaraan, pondasi lemah, dan hujan deras; Damkartan dan Pemkot Jambi berikan bantuan.

Satu unit rumah di tepi Sungai Batanghari, Kota Jambi, ambruk pada Minggu (9/3) sekitar pukul 02.15 WIB. Kejadian ini menimpa rumah milik RD Amin Hudori di kawasan Penyengat Rendah, Telanaipura. Rumah tersebut roboh dan menimpa genangan air Sungai Batanghari yang saat itu berada pada ketinggian 50 cm. Beruntung, penghuni rumah berhasil menyelamatkan diri sebelum kejadian nahas tersebut.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Kota Jambi langsung turun tangan menyelidiki penyebab ambruknya rumah tersebut. Setelah melakukan identifikasi, Damkartan menemukan beberapa faktor yang menyebabkan rumah non-permanen itu roboh. Kepala Dinas Damkartan Kota Jambi, Mustari Affandi, menjelaskan kronologi dan penyebab kejadian tersebut.
Menurut Mustari Affandi, lokasi rumah yang berada di pinggir jalan nasional yang dilalui kendaraan besar setiap hari menjadi faktor utama. Getaran yang ditimbulkan kendaraan-kendaraan berat tersebut berdampak pada tiang penyangga rumah yang hanya menggunakan pancang kayu. Pondasi yang lemah ini diperparah oleh luapan air Sungai Batanghari dan hujan badai yang mengguyur wilayah tersebut.
Penyebab Ambruknya Rumah di Tepi Sungai Batanghari
Berdasarkan hasil identifikasi Damkartan, setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan ambruknya rumah tersebut. Pertama, getaran yang diakibatkan oleh lalu lintas kendaraan berat di jalan nasional yang berada tepat di samping rumah. Tiang penyangga rumah yang terbuat dari kayu dan hanya ditancapkan ke tanah terbukti tidak mampu menahan getaran tersebut dalam jangka waktu panjang.
Kedua, pondasi pancang kayu yang digunakan tidak cukup kuat untuk menahan beban bangunan, terlebih lagi dengan adanya luapan air Sungai Batanghari yang menggerus pondasi. Air yang menggenang di bawah rumah semakin melemahkan struktur pondasi. Ketiga, hujan badai yang terjadi pada malam sebelum kejadian semakin memperparah kondisi pondasi. Hujan deras menyebabkan tanah menjadi lebih lembek dan membuat pancang kayu semakin masuk ke dalam tanah, sehingga keseimbangan bangunan terganggu dan akhirnya ambruk.
"Penyebab ambruknya rumah non permanen itu, karena berada di pinggir jalan nasional yang dilalui kendaraan besar setiap hari sehingga menyebabkan terjadinya getaran pada tiang penyangga rumah yang hanya menggunakan pancang kayu," jelas Mustari Affandi.
Damkartan memperkirakan kerugian yang dialami korban kurang dari Rp50 juta. Saat ini, pemilik rumah dan keluarganya telah dievakuasi ke rumah kerabat mereka.
Bantuan dari Pemerintah Kota Jambi
Pemerintah Kota Jambi melalui Damkartan dan instansi terkait lainnya langsung bergerak cepat memberikan bantuan kepada korban. Pemkot Jambi mengusulkan bantuan kepada korban melalui dana belanja tidak terduga (BTT). Selain itu, Dinas Sosial juga menyediakan bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari korban.
SDN 208/V Kota Jambi juga turut serta membantu dengan menyediakan perlengkapan sekolah bagi anak korban. "Kondisi bangunan dalam keadaan rusak berat, untuk mendapatkan bantuan korban bencana dari Pemkot Jambi melalui dana BTT," tambah Mustari Affandi.
Langkah cepat dari Pemkot Jambi ini diharapkan dapat meringankan beban korban yang mengalami musibah tersebut. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya memperhatikan konstruksi bangunan, terutama di daerah rawan bencana dan dekat dengan sumber air.
Damkartan juga telah berkomunikasi dengan Wali Kota Jambi terkait penanganan rumah warga yang roboh tersebut. Kerjasama antar instansi ini menunjukkan kesigapan pemerintah dalam menangani bencana dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
Kesimpulan
Kejadian ambruknya rumah di tepi Sungai Batanghari menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya konstruksi bangunan yang kuat dan aman, terutama di daerah rawan bencana. Kerjasama antara Damkartan, Pemkot Jambi, dan instansi terkait lainnya dalam memberikan bantuan kepada korban menunjukkan kepedulian dan responsif pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat.