Rusun Sentra Mulya Jaya: Hunian Rp10.000, Solusi Sementara atau Jalan Mandiri?
Rusun Sentra Mulya Jaya di Jakarta Timur memberikan hunian layak bagi warga prasejahtera dengan harga sewa hanya Rp10.000, namun masa tinggal terbatas memunculkan tantangan baru bagi penghuninya.

Siapa, apa, kapan, dimana? Di tengah hiruk pikuk Jakarta, pemerintah melalui Kementerian Sosial dan PUPR menghadirkan Rusun Sentra Mulya Jaya di Cipayung, Jakarta Timur pada Maret 2023. Rusun ini menawarkan hunian layak bagi warga prasejahtera dengan biaya sewa yang sangat terjangkau, hanya Rp10.000 per bulan. Keberadaan rusun ini menjadi sorotan karena memberikan solusi tempat tinggal bagi mereka yang sebelumnya tinggal di kolong jembatan, bantaran sungai, atau gerobak.
Fasilitas dan Kenyamanan Rusun Sentra Mulya Jaya
Hampir dua tahun beroperasi, Rusun Sentra Mulya Jaya tetap terjaga kebersihan dan kerapiannya. Gedung lima lantai dengan warna abu-abu, merah, dan putih ini terlihat asri berkat tanaman hijau di sekitarnya. Luas halaman dan tempat parkir menambah kesan nyaman. Menurut Yeni Hendrayani (41), salah satu penghuni, rusun ini terbilang 'mewah' mengingat fasilitas yang diberikan dengan biaya sewa yang sangat murah.
Setiap unit seluas 24 meter persegi dilengkapi ruang tamu dengan meja dan kursi, kamar tidur dengan dua tempat tidur tingkat dan lemari pakaian, serta kamar mandi dalam. Peralatan rumah tangga seperti kompor gas, tabung gas, sapu, dan ember juga disediakan. Selain tempat tinggal, penghuni juga mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan, seperti pelatihan memasak yang diikuti Yeni untuk meningkatkan perekonomiannya. Namun, biaya listrik dan pengisian gas menjadi tanggung jawab masing-masing penghuni.
Tantangan Masa Tinggal Terbatas dan Evaluasi Pengelola
Meskipun nyaman, masa tinggal di Rusun Sentra Mulya Jaya terbatas. Kementerian Sosial menetapkan masa huni maksimal dua tahun, dengan kemungkinan perpanjangan satu tahun. Menjelang berakhirnya masa tinggal, beberapa penghuni, termasuk Yeni, merasa khawatir karena belum memiliki cukup tabungan untuk mencari tempat tinggal baru. Tingginya biaya sewa di Jakarta, yang rata-rata mencapai Rp1 juta per bulan untuk kalangan ekonomi rendah, membuat mereka cemas.
Kepala Pengelola Rusun Sentra Mulya Jaya, Muchyidin, menjelaskan bahwa pengelola melakukan evaluasi untuk menentukan penghuni yang siap 'graduasi' atau mandiri, dan yang masih membutuhkan perpanjangan masa tinggal. Namun, pengelola juga menghadapi tantangan dalam menerapkan tata tertib, seperti larangan merokok dan konflik antar penghuni. Muchyidin mengakui bahwa tidak semua penghuni memiliki kemampuan manajemen keuangan yang baik, sehingga perlu pendampingan lebih lanjut untuk mempersiapkan kemandirian mereka setelah meninggalkan rusun.
Hal senada disampaikan Nitra Dewi, Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Ia menekankan bahwa perubahan pola pikir dan perilaku membutuhkan proses dan waktu yang panjang, terutama karena menyangkut aspek psikososial. Evaluasi terkait batas masa tinggal akan menjadi poin utama dalam graduasi pertama.
Kesimpulan: Lebih dari Sekedar Hunian
Rusun Sentra Mulya Jaya menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan hunian layak bagi warga prasejahtera. Namun, keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada penyediaan hunian, tetapi juga pada kesiapan penghuni untuk mandiri secara ekonomi dan sosial setelah masa tinggal mereka berakhir. Tantangan ke depan terletak pada bagaimana pemerintah dan pengelola dapat memberikan pendampingan yang efektif agar para penghuni mampu hidup mandiri dan tidak kembali ke kondisi sebelumnya setelah meninggalkan rusun. Program ini menjadi bukti nyata hadirnya negara, namun keberlanjutannya bergantung pada keberhasilan integrasi sosial ekonomi para penghuninya.