Salatiga Belajar Program Kota Sehat dari Makassar: Kolaborasi Masyarakat dan Media Jadi Kunci
Pemerintah Kota Salatiga mengunjungi Makassar untuk mempelajari strategi inovatif dalam meraih penghargaan Kota Sehat, khususnya peran serta masyarakat dan media dalam program tersebut.
![Salatiga Belajar Program Kota Sehat dari Makassar: Kolaborasi Masyarakat dan Media Jadi Kunci](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/010025.773-salatiga-belajar-program-kota-sehat-dari-makassar-kolaborasi-masyarakat-dan-media-jadi-kunci-1.jpg)
Salatiga Belajar dari Makassar: Strategi Menuju Kota Sehat
Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melakukan kunjungan studi banding ke Kota Makassar pada tanggal 2 Februari 2024. Tujuannya? Mempelajari inovasi-inovasi yang telah berhasil diterapkan Makassar dalam meraih penghargaan bergengsi Kota Sehat. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Asisten Administrasi Umum Kota Salatiga, Sidqon Effendi, mewakili Penjabat Wali Kota Salatiga, dan diikuti oleh perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta sejumlah awak media dari Salatiga.
Forum Komunikasi Kota Sehat (FKKS): Peran Serta Masyarakat
Staf Fungsional Sanitarian Dinas Kesehatan Kota Makassar, Farida Syam, menjelaskan strategi kunci keberhasilan Makassar. Salah satunya adalah pembentukan Forum Komunikasi Kota Sehat (FKKS) yang melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari PKK, LPM, Puskesmas, Babinsa, hingga Linmas. Uniknya, ketua-ketua Pokja di FKKS ini berasal dari kalangan masyarakat, bukan pemerintah. Pemerintah berperan sebagai pembina dan pengarah.
FKKS berperan vital dalam memonitor berbagai kegiatan terkait indikator Kota Sehat. Salah satu contoh program unggulan adalah Lopis (lorong pengendali stunting) yang juga didokumentasikan untuk mendukung program Kota Sehat. Hal ini menunjukkan komitmen Makassar dalam melibatkan masyarakat secara aktif dalam pembangunan kesehatan.
Satgas Drainase dan Penanganan Kawasan Kumuh
Selain FKKS, Makassar juga memiliki Satgas Drainase yang direkrut langsung melalui Badan Kepegawaian Daerah. Satgas ini fokus pada penataan drainase untuk mendukung upaya meraih penghargaan Kota Sehat. Kerja sama dengan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman juga berhasil mengurangi jumlah kawasan kumuh dari 18 menjadi 9 kawasan.
Peran media massa juga sangat signifikan. Media membantu memetakan lokasi-lokasi kumuh yang memerlukan pembenahan. Hal ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan media dalam menciptakan Kota Sehat.
Inspirasi dari Makassar untuk Salatiga
Sidqon Effendi mengungkapkan kekagumannya terhadap pengalaman Makassar. Ia berharap dapat mengadopsi langkah-langkah konkret yang telah terbukti berhasil di Makassar untuk diterapkan di Salatiga. Salah satu poin yang menarik perhatian adalah peran strategis media dalam membangun kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat.
Pemkot Salatiga melihat pentingnya kolaborasi dengan media sebagai faktor pendukung keberhasilan program Kota Sehat. "Jadi kami ke sini belajar kiat-kiat apa yang mendorong Kota Makassar bisa mendapatkan predikat Kota Sehat," ujar Sidqon.
Tantangan dan Solusi: Satgas Drainase di Salatiga
Selain FKKS dan peran media, Pemkot Salatiga juga tertarik dengan konsep Satgas Drainase Makassar. Namun, mereka menghadapi tantangan dalam hal regulasi kepegawaian dan anggaran. Meskipun demikian, Sidqon optimistis akan mencari solusi untuk mengimplementasikan program serupa di Salatiga. "Kedua berkaitan dengan satgas drainase. Ini juga satu hal baru bagi kami, tapi tadi ada kendala bagi kami yaitu berkaitan anggaran dengan ketentuan kepegawaian. Ini yang nanti kami carikan solusinya dengan tim Pemkot di Salatiga," jelasnya.
Kunjungan studi banding ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi Pemkot Salatiga dalam mengembangkan program Kota Sehat yang lebih efektif dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan media terbukti menjadi kunci keberhasilan Makassar, dan Salatiga berharap dapat meniru kesuksesan tersebut.