Samarinda Tingkatkan Kewaspadaan Kebakaran Jelang Ramadhan
Menjelang Ramadhan, Samarinda meningkatkan kewaspadaan kebakaran setelah dua insiden di Februari akibat korsleting listrik; imbauan keselamatan dan penggunaan APAR ditekankan.

Kota Samarinda meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran menjelang bulan suci Ramadhan. Hal ini menyusul dua kejadian kebakaran yang terjadi pada bulan Februari 2024 di Jalan Gatot Subroto Gang 11 pada tanggal 13 Februari dan di Jalan Batu Cermin pada tanggal 16 Februari, yang menghanguskan enam bangunan. Kedua kebakaran tersebut disebabkan oleh korsleting listrik.
Kepala Bidang Pemadam dan Penyelamatan Disdamkarmat Samarinda, Teguh Setya Wardana, mengungkapkan peningkatan risiko kebakaran selama Ramadhan, terutama di daerah padat penduduk seperti Samarinda. Aktivitas memasak yang meningkat saat sahur dan buka puasa menjadi faktor utama. Beliau juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang terburu-buru saat menyiapkan sahur, sehingga sering lupa mematikan kompor atau peralatan listrik lainnya. Aktivitas ibadah seperti salat subuh dan tarawih juga dapat menyebabkan kompor yang menyala luput dari pengawasan.
Selain itu, Bapak Teguh juga mengingatkan akan bahaya instalasi listrik yang buruk. Penggunaan kabel yang rusak atau sambungan listrik berlebihan dapat memicu korsleting dan kebakaran. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan memeriksa instalasi listrik di rumah masing-masing.
Imbauan Keselamatan dan Pencegahan Kebakaran
Disdamkarmat Samarinda mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi kebakaran selama bulan Ramadhan. Beberapa imbauan penting antara lain: Pastikan kompor dan peralatan dapur lainnya dimatikan setelah digunakan dan tidak ditinggalkan tanpa pengawasan. Periksa secara berkala instalasi listrik di rumah dan hindari penggunaan kabel yang rusak atau sambungan listrik yang berlebihan. Hindari membakar sampah sembarangan dan awasi anak-anak agar tidak bermain api atau petasan.
Bapak Teguh juga menekankan pentingnya memiliki dan mengetahui cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap bangunan. APAR dapat membantu memadamkan api di awal sebelum membesar dan mencegah kerugian yang lebih besar. Masyarakat juga diimbau untuk segera menghubungi petugas pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran, dan tidak mencoba memadamkan api sendiri terlebih dahulu.
"Kami seringkali kesulitan memadamkan api dengan cepat karena masyarakat mencoba memadamkan api sendiri terlebih dahulu. Padahal, api dapat dengan cepat membesar, terutama di pemukiman padat penduduk," ujar Teguh.
Faktor Penyebab Kebakaran dan Antisipasi
Selain korsleting listrik dan kompor yang lupa dimatikan, faktor lain yang dapat menyebabkan kebakaran adalah pembakaran sampah yang tidak diawasi dan penggunaan petasan atau kembang api, terutama di area padat penduduk. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam aktivitas sehari-hari selama bulan Ramadhan.
Perlu diingat bahwa bulan Ramadhan identik dengan peningkatan aktivitas di dapur, baik untuk sahur maupun berbuka puasa. Oleh karena itu, kewaspadaan dan kehati-hatian sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Petugas pemadam kebakaran juga mengimbau agar masyarakat segera melapor jika terjadi kebakaran, daripada mencoba memadamkannya sendiri yang justru dapat memperparah situasi. Respon cepat sangat krusial dalam mencegah meluasnya kebakaran, terutama di daerah pemukiman padat.
Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti imbauan keselamatan, diharapkan dapat meminimalisir kejadian kebakaran selama bulan Ramadhan di Samarinda.
Semoga dengan langkah-langkah pencegahan yang telah dilakukan, masyarakat Samarinda dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman dan nyaman tanpa terganggu oleh peristiwa kebakaran.