Waspada Kebakaran! Gulkarmat DKI Ingatkan Warga Periksa Alat Listrik dan Gas Rumah
Gulkarmat DKI Jakarta mengingatkan warga untuk waspada kebakaran dengan memeriksa alat listrik dan gas di rumah, serta memastikan penggunaan alat sesuai standar SNI guna mencegah korsleting dan ledakan.

Jakarta, 22 April 2024 - Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran di rumah. Imbauan ini disampaikan menyusul tingginya angka kebakaran akibat korsleting listrik dan kebocoran gas dalam dua tahun terakhir. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Saepuloh, menekankan pentingnya penggunaan alat-alat listrik yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai langkah preventif.
Saepuloh menjelaskan, "Pastikan peralatan listrik di rumah itu SNI. Namun, masyarakat kerap memilih yang murah, tidak standar, dan alat-alat itu risiko kebakaran sangat tinggi." Pernyataan ini disampaikan dalam acara 'Cegah Kebakaran Mulai dari Rumah: GEMPAR, Aksi Nyata Punya APAR!' di Jakarta. Data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan BPBD DKI Jakarta menunjukkan peningkatan signifikan kasus kebakaran akibat korsleting listrik, yakni 607 kasus dari 864 kejadian kebakaran pada tahun 2023 dan 541 kasus dari 789 kejadian pada tahun 2024.
Selain penggunaan alat listrik sesuai SNI, Gulkarmat DKI juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang seringkali menumpuk steker listrik. Praktik ini sangat berbahaya dan berpotensi menyebabkan korsleting. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk menghindari penumpukan steker dan rutin memeriksa kondisi kabel listrik di rumah. "Disarankan setiap 15 tahun periksa dan ganti sistem perkabelan," tambah Saepuloh.
Langkah Pencegahan Kebakaran di Rumah
Untuk mencegah kebakaran, warga Jakarta perlu melakukan beberapa langkah penting. Pertama, selalu pastikan semua alat elektronik yang digunakan sudah berstandar SNI. Pemilihan alat elektronik yang murah dan tidak berstandar SNI meningkatkan risiko terjadinya korsleting dan kebakaran. Kedua, hindari menumpuk steker listrik karena dapat menyebabkan beban berlebih dan memicu korsleting. Ketiga, periksa secara berkala kondisi kabel listrik di rumah dan segera ganti jika ditemukan kerusakan seperti kabel yang mengelupas.
Selain itu, periksa juga secara rutin kondisi tabung gas elpiji. Pastikan tidak ada kebocoran pada selang regulator dan selang yang terhubung ke kompor terpasang dengan erat. Saepuloh menjelaskan, "Gas prinsipnya lebih berat dibandingkan udara, sehingga saat bocor akan di sekitar situ saja berkumpulnya. Namun, kalau ada sumber panas terjadi penyalaan, bahkan hingga menimbulkan ledakan." Oleh karena itu, letakkan tabung gas di tempat yang mudah dijangkau agar mudah diatasi jika terjadi kebocoran.
Tidak hanya itu, masyarakat juga disarankan untuk selalu waspada terhadap potensi kebakaran. Ketua Sub Kelompok Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, Rian Sarsono, menekankan pentingnya memiliki dan mengetahui cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di rumah. "Hanya membutuhkan waktu tiga hingga lima menit untuk api kecil menjadi besar," ujarnya. Oleh karena itu, kemampuan masyarakat dalam menangani kebakaran di tahap awal sangat penting untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
Dengan demikian, upaya pencegahan kebakaran di rumah tangga tidak hanya bergantung pada petugas pemadam kebakaran, tetapi juga peran aktif masyarakat dalam menerapkan langkah-langkah keamanan dan kesiapsiagaan. Memastikan alat-alat listrik dan gas dalam kondisi baik dan sesuai standar, serta memiliki APAR di rumah, merupakan langkah-langkah krusial dalam mengurangi risiko kebakaran.