Sampel Makanan MBG di PALI Diuji Lab, 174 Siswa Diduga Keracunan Ikan Tongkol
Dinas Kesehatan Sumsel mengambil sampel makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di PALI setelah 174 siswa diduga keracunan, dengan dugaan sementara penyebabnya adalah ikan tongkol suwir.

Palembang, 6 Mei 2024 - Ratusan siswa di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dinkes Sumsel) langsung bergerak cepat dengan mengambil sampel makanan untuk diperiksa di laboratorium guna mengungkap penyebab pasti kejadian ini. Kejadian ini bermula dari laporan sejumlah siswa yang merasakan gejala mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi makanan MBG, khususnya ikan tongkol suwir, pada tanggal 5 Mei 2024.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumsel, Dedy Irawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil sekitar 6-7 sampel makanan yang meliputi sampel muntahan siswa, makanan yang dikonsumsi, sisa makanan di dapur, serta sampel air yang digunakan untuk memasak dan proses pengolahan makanan. Semua sampel tersebut telah dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Palembang untuk dilakukan pengujian lebih lanjut. Hasil pengujian diharapkan keluar dalam waktu lima hari, namun Dinkes Sumsel meminta agar prosesnya dipercepat untuk segera mengetahui penyebab pasti keracunan tersebut.
Dugaan sementara mengarah pada ikan tongkol suwir sebagai penyebab utama keracunan. "Berdasarkan keterangan beberapa siswa, ikan tersebut terasa dan berbau aneh," ungkap Dedy Irawan. Hal ini menjadi fokus utama investigasi untuk memastikan apakah ikan tongkol suwir tersebut memang menjadi sumber kontaminasi yang menyebabkan keracunan massal pada siswa.
Dugaan Keracunan Ikan Tongkol Suwir dalam Program MBG
Hingga Selasa malam, jumlah siswa yang diduga mengalami keracunan telah mencapai 174 orang. Penambahan jumlah ini terjadi setelah beberapa siswa lainnya datang ke RSUD Talang Ubi PALI dengan gejala serupa, yaitu mual, muntah, dan pusing. Beruntung, kondisi para siswa tersebut terpantau stabil. "Saat ini sedang dalam perawatan sebanyak delapan siswa dan kondisinya sudah stabil, tinggal pemulihan saja. Sedangkan 166 siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang," jelas Dedy Irawan. Perawatan intensif diberikan kepada delapan siswa yang masih dirawat di rumah sakit untuk memastikan pemulihan kesehatan mereka.
Dinkes Sumsel bekerja sama dengan pihak terkait di PALI untuk menyelidiki lebih lanjut terkait proses pengadaan, penyimpanan, dan pengolahan makanan dalam program MBG. Langkah ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Selain itu, Dinkes Sumsel juga akan memberikan edukasi kepada pihak sekolah dan pengelola kantin sekolah terkait pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan pangan dalam program MBG.
Proses investigasi masih terus berlanjut. Dinkes Sumsel menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyebab pasti keracunan tersebut. Informasi lebih lanjut akan disampaikan setelah hasil laboratorium keluar dan dianalisis secara menyeluruh. Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan dan kualitas program MBG demi kesehatan para siswa.
Langkah-langkah Pencegahan Kejadian Serupa
Sebagai langkah antisipasi, Dinkes Sumsel akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG di Kabupaten PALI. Evaluasi ini akan mencakup seluruh tahapan, mulai dari pengadaan bahan makanan hingga proses penyajian. Selain itu, Dinkes Sumsel juga akan meningkatkan pengawasan terhadap kualitas bahan makanan yang digunakan dalam program MBG.
Selain itu, Dinkes Sumsel juga akan memberikan pelatihan kepada petugas kantin sekolah tentang cara mengolah makanan yang aman dan sehat. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kantin dalam menjaga kebersihan dan keamanan pangan. Dengan demikian, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk memastikan keamanan pangan bagi para siswa. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas dan pengawasan program MBG agar lebih terjamin keamanannya. Kesehatan siswa merupakan prioritas utama, sehingga langkah-langkah pencegahan akan terus ditingkatkan.
Saat ini, fokus utama adalah menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan. Setelah hasil tersebut keluar, langkah-langkah selanjutnya akan ditentukan berdasarkan temuan tersebut. Dinkes Sumsel berharap agar hasil laboratorium dapat segera keluar sehingga dapat segera diambil tindakan yang tepat.