Keracunan Massal Siswa Cianjur: Dinkes Periksa Sampel Makanan
Dinas Kesehatan Cianjur dan Jawa Barat menyelidiki penyebab keracunan massal puluhan siswa setelah menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), sampel makanan diperiksa di laboratorium Bandung.

Sebanyak 78 siswa di Cianjur, Jawa Barat, mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 21 April 2024. Kejadian ini melibatkan siswa dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur. Para siswa mengalami gejala seperti pusing, mual, dan muntah setelah mengonsumsi makanan tersebut. Peristiwa ini terjadi di Cianjur, Jawa Barat, dan saat ini sedang diselidiki penyebabnya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, langsung bergerak cepat merespon kejadian ini. Pemeriksaan sampel makanan dari MBG telah dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan. Sampel makanan tersebut dikirim ke laboratorium di Bandung untuk diperiksa secara menyeluruh.
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Yusman Faisal, menyatakan bahwa penelitian bersama akan dilakukan untuk mengantisipasi kejadian serupa di masa mendatang. "Kami juga sudah meminta laboratorium di Bandung untuk melakukan pemeriksaan sampel dengan cepat, sehingga dapat dilakukan berbagai upaya antisipasi ketika sudah diketahui penyebab pasti keracunan yang menimpa puluhan siswa MAN dan SMP PGRI," kata Yusman.
Penyelidikan Penyebab Keracunan
Dugaan sementara, keracunan disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi para siswa dalam program MBG. Sebanyak 55 siswa MAN 1 Cianjur dirawat di RSUD Sayang Cianjur dan RS Bhayangkara, sementara 23 siswa SMP PGRI 1 Cianjur dirawat di RSUD Sayang Cianjur dan puskesmas terdekat. Kondisi para siswa yang dirawat terus membaik dan sebagian telah diperbolehkan pulang.
Dinkes Cianjur juga memberikan pengawasan kepada siswa yang telah diperbolehkan pulang dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas setempat. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan kesehatan para siswa tetap terpantau dan mencegah kemungkinan komplikasi lebih lanjut.
Meskipun sebagian besar siswa telah diperbolehkan pulang, Dinkes Cianjur tetap berkomitmen untuk mengungkap penyebab pasti keracunan ini. Hasil pemeriksaan laboratorium di Bandung sangat dinantikan untuk menentukan langkah-langkah pencegahan di masa depan.
Proses Penyiapan MBG
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Kecamatan Cianjur, Fakhri Lubis, menjelaskan bahwa dapur MBG di Kecamatan Cianjur telah dihentikan sementara. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Fakhri Lubis juga menyatakan bahwa proses penyiapan MBG di SPPG dapur Kecamatan Cianjur telah dilakukan sesuai standar, mulai dari pemilihan bahan baku hingga pengemasan menggunakan kotak nasi dari bahan plastik khusus makanan. "Kalau melihat proses penyiapan MBG di SPPG dapur Kecamatan Cianjur sudah sesuai standar, dimulai dari bahan baku hingga pengemasan menggunakan kotak nasi dari bahan plastik khusus makanan," ujarnya.
Meskipun proses penyiapan makanan telah sesuai standar, penyelidikan tetap berlanjut untuk memastikan tidak ada kesalahan prosedur atau kontaminasi yang menyebabkan keracunan. Hasil laboratorium akan menjadi kunci untuk menentukan langkah selanjutnya dan memastikan keamanan program MBG di masa mendatang.
Saat ini, fokus utama adalah memastikan pemulihan kesehatan para siswa yang terdampak keracunan. Dinkes Cianjur dan pihak terkait lainnya terus bekerja keras untuk mengungkap penyebab keracunan dan mencegah kejadian serupa terulang kembali. Hasil investigasi dan pemeriksaan laboratorium sangat dinantikan untuk memberikan penjelasan yang komprehensif terkait peristiwa ini.