Trauma Siswa Cianjur Usai Keracunan Massal, Disdikpora Turun Tangan
Disdikpora Cianjur menurunkan tim untuk menangani trauma puluhan siswa yang keracunan usai menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan mengevaluasi program tersebut agar kejadian serupa tak terulang.

Cianjur, Jawa Barat, 24 April 2024 - Puluhan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Cianjur mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini menimbulkan trauma mendalam pada para siswa, sehingga Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur langsung turun tangan untuk melakukan evaluasi dan pemulihan trauma.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli Solehudin, menyatakan bahwa tim telah diturunkan untuk membantu pemulihan trauma siswa. Pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menjamin kualitas makanan yang diberikan kepada siswa sesuai standar. "Kami mengupayakan pemulihan trauma agar program pemulihan gizi ini tetap berjalan dengan baik," ujar Ruhli.
Program MBG di Cianjur masih dalam tahap percobaan, dan baru beberapa sekolah yang mengikutinya. Kejadian keracunan ini menjadi catatan penting untuk evaluasi menyeluruh sebelum program tersebut diterapkan secara resmi di seluruh sekolah.
Trauma Mendalam Siswa MAN 1 Cianjur
Para siswa MAN 1 Cianjur mengaku trauma setelah menyantap menu MBG. Bau tidak sedap dari lauk ayam suwir dan tempe diduga menjadi penyebab keracunan. Bahkan, setelah pulang dari rumah sakit, beberapa siswa menolak makanan serupa yang dibuat orang tua mereka karena teringat rasa mual dan muntah yang dialaminya.
"Anaknya menolak saat saya hidangkan tempe mendoan dan daging ayam, sambil meminta kedua lauk tersebut dijauhkan, mungkin masih trauma. Saya berharap tidak sampai berlarut karena program MBG kan untuk meningkatkan gizi anak," ungkap Iis, orang tua salah satu siswa korban keracunan.
Kepala MAN 1 Cianjur, Erma Sopiah, menjelaskan bahwa kejadian ini menimbulkan trauma tidak hanya pada siswa yang mengalami gejala keracunan, tetapi juga pada siswa lain yang mencium bau tidak sedap dari makanan tersebut. Pihak sekolah berupaya menghilangkan trauma dengan berbagai cara, termasuk memberikan penjelasan dan berkomunikasi dengan orang tua siswa.
"Kami akan melakukan musyawarah dengan orang tua, untuk menentukan apakah penyedia program MBG perlu diganti atau tetap menggunakan penyedia yang sama, dengan syarat mereka harus menjamin kelaikan makanan sebelum didistribusikan," tambah Erma Sopiah.
Evaluasi dan Langkah Antisipasi Disdikpora
Disdikpora Cianjur berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG. Koordinasi dengan berbagai instansi terkait akan dilakukan untuk memastikan kualitas makanan dan mencegah kejadian serupa terulang. Pemulihan trauma siswa menjadi prioritas utama, agar program MBG dapat tetap berjalan dan memberikan manfaat bagi siswa.
Langkah-langkah yang akan diambil meliputi pemeriksaan lebih ketat terhadap kualitas bahan makanan, pelatihan bagi penyedia makanan, dan pengawasan yang lebih intensif selama pelaksanaan program. Disdikpora juga akan melibatkan psikolog untuk membantu pemulihan trauma siswa yang terkena dampak.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi Disdikpora Cianjur untuk meningkatkan pengawasan dan kualitas program MBG. Prioritas utama adalah memastikan keselamatan dan kesehatan siswa, serta memberikan dukungan penuh bagi pemulihan trauma mereka.
Dengan adanya evaluasi dan langkah antisipasi yang dilakukan, diharapkan program MBG dapat berjalan dengan lancar dan aman di masa mendatang, serta memberikan manfaat optimal bagi peningkatan gizi siswa di Kabupaten Cianjur.