79 Siswa Cianjur Pulang Usai Keracunan MBG, Dinkes Pastikan dalam Pengawasan
Dinas Kesehatan Cianjur memastikan 79 siswa yang keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) telah pulang, namun tetap dipantau ketat oleh tenaga kesehatan.

Cianjur, Jawa Barat - Puluhan siswa di Cianjur yang mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Kejadian ini melibatkan 79 siswa dari MAN I Cianjur (60 siswa) dan SMP PGRI I Cianjur (19 siswa), yang dirawat di RSUD Sayang dan RS Bhayangkara Cianjur. Peristiwa ini terjadi pada Rabu, 23 April 2024, dan telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, Frida Laila Yahya, memastikan seluruh siswa telah kembali ke rumah masing-masing. "Total 79 siswa, sudah pulang ke rumah masing-masing dan tetap mendapat pengawasan dari tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat," ujarnya. Meskipun diperbolehkan pulang, kondisi kesehatan mereka tetap dipantau intensif oleh tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat untuk memastikan pemulihan dan mencegah munculnya gejala lanjutan.
Dinkes Cianjur telah berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk melakukan pengawasan rutin terhadap para siswa. Data para siswa telah diberikan kepada puskesmas agar petugas kesehatan dapat melakukan pemeriksaan dan pemantauan harian. Langkah ini diambil untuk memastikan kesehatan para siswa kembali pulih sepenuhnya dan dapat beraktivitas normal seperti sedia kala. Selain itu, Dinkes Cianjur juga masih menunggu hasil uji laboratorium dari sampel makanan dan muntahan untuk memastikan penyebab pasti keracunan. Hasil laboratorium diharapkan keluar dalam beberapa pekan mendatang.
Siswa Diizinkan Istirahat Hingga Pulih
Kepala Sekolah MAN I Cianjur, Erma Sopiah, menyatakan bahwa para siswanya yang mengalami keracunan diizinkan untuk beristirahat di rumah hingga benar-benar pulih. Mereka tidak diharuskan masuk sekolah hingga kondisi kesehatan mereka pulih sepenuhnya. "Kami minta siswa yang mengalami keracunan untuk beristirahat sampai benar-benar pulih, setelah pulih kembali dapat masuk seperti biasa," jelasnya. Proses belajar mengajar di sekolah tetap berjalan normal.
Meskipun sebagian besar siswa telah pulang, Dinkes Cianjur tetap berkomitmen untuk memantau perkembangan kesehatan mereka secara ketat. Kerja sama dengan puskesmas setempat memastikan pengawasan yang berkelanjutan dan responsif terhadap setiap perkembangan kondisi kesehatan para siswa. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani kasus keracunan massal ini.
Selain kasus keracunan di dua sekolah tersebut, sekitar 98 warga di Kecamatan Mande juga mengalami keracunan setelah menyantap hidangan di sebuah acara hajatan. Kepala Dinkes Cianjur, Yusman Faisal, menyebutkan total korban keracunan dalam dua hari terakhir mencapai 176 orang, termasuk 79 siswa dan 98 warga Kecamatan Mande. Pihak berwenang terus berupaya mengungkap penyebab pasti keracunan dan memastikan tidak ada korban jiwa.
Uji Laboratorium Masih Ditunggu
Hasil uji laboratorium dari sampel makanan dan muntahan masih ditunggu untuk mengidentifikasi penyebab pasti keracunan. Informasi ini sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Dinkes Cianjur bekerja sama dengan tim dari dinkes provinsi untuk mempercepat proses pengujian dan memastikan hasil yang akurat. Temuan ini akan menjadi dasar bagi langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif.
Kejadian ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah Cianjur. Langkah-langkah pencegahan dan pengawasan yang ketat akan terus dilakukan untuk memastikan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat, khususnya di lingkungan sekolah dan acara-acara publik. Informasi lebih lanjut akan segera diumumkan setelah hasil uji laboratorium keluar.
Dinkes Cianjur juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan makanan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah akan ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan pangan.
Kesimpulannya, kasus keracunan massal di Cianjur ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keamanan pangan dan kesehatan masyarakat. Kerja sama yang baik antara Dinkes Cianjur, sekolah, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.