25 Pelajar di Tasikmalaya Diduga Keracunan Makanan, Dinkes Lakukan Penanganan
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya menangani 25 pelajar SD dan SMP yang diduga keracunan makanan setelah menyantap makanan dari sekolah; sampel makanan telah diambil untuk uji laboratorium.

Sebanyak 25 pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan yang dibagikan pihak sekolah. Kejadian ini terungkap pada Jumat, 2 Mei 2024, dan langsung ditangani oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya. Para pelajar mengalami gejala mual dan diare setelah mengonsumsi makanan tersebut pada Rabu, 30 April 2024.
Kepala Dinkes Kabupaten Tasikmalaya, Heru Suharto, membenarkan adanya kasus ini. "Ada keracunan makanan, tetapi sekarang sudah ditindaklanjuti dan ditangani di Puskesmas Rajapolah," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan. Tim kesehatan dari Puskesmas Rajapolah langsung memberikan penanganan medis kepada para pelajar yang mengeluhkan sakit.
Meskipun sebagian pelajar telah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik, beberapa lainnya masih menjalani observasi di Puskesmas Rajapolah. Dinkes Tasikmalaya bekerja cepat dengan mengambil sampel makanan yang dikonsumsi para pelajar untuk diperiksa di laboratorium guna memastikan penyebab keracunan.
Penanganan Medis dan Investigasi Lanjut
Puskesmas Rajapolah menjadi pusat penanganan medis bagi para pelajar yang diduga keracunan. Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri, menjelaskan bahwa para pelajar mulai berdatangan ke puskesmas sejak Kamis, 1 Mei 2024, dengan keluhan mual dan diare yang bermula sejak Rabu, 30 April 2024. Pihak puskesmas langsung memberikan penanganan medis dan sebagian besar pelajar sudah menunjukkan perkembangan positif dan diperbolehkan pulang.
"Saat ini kondisi pasien yang dirawat sudah berangsur membaik," kata Hani Hariri. Meskipun demikian, beberapa pelajar tetap dirawat dan diobservasi untuk memastikan pemulihan penuh. Petugas kesehatan memberikan pengawasan ketat untuk mencegah kemungkinan komplikasi.
Heru Suharto menambahkan bahwa Dinkes Tasikmalaya berkomitmen untuk mengungkap penyebab pasti keracunan. Sampel makanan yang telah diambil akan segera diuji di laboratorium. Hasil uji laboratorium tersebut akan diumumkan kepada publik setelah proses pemeriksaan selesai. "Informasi belum secara lengkap, kalau sudah lengkap nanti akan kami sampaikan," jelas Heru.
Langkah Pencegahan dan Kesimpulan
Meskipun sebagian besar pelajar telah dinyatakan pulih dan diperbolehkan pulang, kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap keamanan pangan, terutama dalam penyediaan makanan untuk pelajar. Dinkes Tasikmalaya akan terus memantau perkembangan kesehatan para pelajar dan melakukan investigasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hasil investigasi dan uji laboratorium diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai penyebab keracunan makanan tersebut.
Langkah-langkah pencegahan yang lebih komprehensif perlu dipertimbangkan untuk memastikan keamanan pangan di lingkungan sekolah. Kerja sama antara pihak sekolah, dinas kesehatan, dan orang tua siswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi para pelajar.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Upaya proaktif untuk mencegah keracunan makanan di sekolah sangat penting untuk melindungi kesehatan dan keselamatan para pelajar.