Sanpio Muda Jabodetabek: 'Mantra Timur' Suarakan Karya Seni Indonesia Timur
Alumni Seminari Pius XII, Sanpio Muda Jabodetabek, sukses gelar pementasan 'Mantra Timur' di Jakarta, tampilkan beragam karya seni kontemporer dari Indonesia Timur dan melawan stigma negatif.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Pada Sabtu malam, 27 April 2024, di Kopi Teduh, Salemba Tengah, Jakarta Pusat, komunitas Sanpio Muda Jabodetabek menggelar pementasan seni bertajuk 'Mantra Timur'. Acara ini diinisiasi oleh para alumni Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur, NTT, yang berdomisili di Jabodetabek. Pementasan ini bertujuan untuk menampilkan karya seni kontemporer dari Indonesia Timur dan sekaligus sebagai perayaan menuju 70 tahun almamater mereka pada September 2025. Lebih jauh lagi, 'Mantra Timur' ingin melawan stigma negatif yang kerap dikaitkan dengan Indonesia Timur.
Ketua Sanpio Muda Jabodetabek, Yoris Jambar, menjelaskan bahwa pementasan ini menjadi wadah bagi para seniman dari Indonesia Timur untuk mengekspresikan diri. Berbagai cabang seni ditampilkan, termasuk musikalisasi puisi dan monolog. Inisiatif ini penting karena ingin menunjukkan sisi lain dari Indonesia Timur yang jarang terekspos, yaitu kekayaan seni dan budaya yang luar biasa.
Melalui 'Mantra Timur', Sanpio Muda Jabodetabek ingin mengubah persepsi publik tentang Indonesia Timur yang sering diidentikkan dengan kekerasan. Mereka ingin menunjukkan bahwa Indonesia Timur juga memiliki banyak seniman berbakat yang karyanya patut diapresiasi. Pementasan ini menjadi bukti nyata kontribusi positif dari komunitas ini dalam memperkaya khazanah seni Indonesia.
Menampilkan Kekayaan Seni Kontemporer Indonesia Timur
Pementasan 'Mantra Timur' menyuguhkan beragam penampilan seni kontemporer. Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah monolog "Sapi Bunting", yang ditulis dan dibawakan oleh Gwyneth Mandala. Selain monolog, acara ini juga menampilkan pembacaan puisi dari sejumlah penyair dan penampilan musik. Suasana pementasan semakin meriah dengan kehadiran lebih dari 70 penonton yang antusias.
Gwyneth Mandala, mahasiswi program Magister Tata Kelola Seni ISI Denpasar, mengungkapkan rasa bangganya dapat berpartisipasi dalam pementasan tersebut. Ia merasa terhormat dapat menjadi suara perempuan Timur di Jakarta. Menurutnya, masih banyak seniman wanita hebat dari Indonesia Timur yang belum dikenal luas. "Mantra Timur," katanya, "menjadi wadah yang cantik untuk mendefinisikan diri sendiri sebagai perempuan Timur."
Pementasan 'Mantra Timur' berlangsung dari pukul 18.00 hingga 24.00 WIB. Meskipun sempat terhenti sejenak karena hujan, antusiasme penonton tetap tinggi hingga acara selesai. Keberhasilan pementasan ini membuktikan bahwa karya seni dari Indonesia Timur mampu bersaing dan diapresiasi di kancah nasional.
Acara ini juga menjadi bukti nyata komitmen Sanpio Muda Jabodetabek dalam mempromosikan dan melestarikan seni budaya Indonesia Timur. Mereka berhasil menyajikan pementasan yang berkualitas dan bermakna, sekaligus memberikan wadah bagi para seniman muda berbakat untuk berkarya dan berkreasi.
Sukses 'Mantra Timur': Sebuah Gerakan Seni dari Timur
Kesuksesan pementasan 'Mantra Timur' tidak hanya terletak pada penampilan seni yang memukau, tetapi juga pada pesan yang ingin disampaikan. Pementasan ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia Timur memiliki kekayaan seni dan budaya yang tak kalah menarik dengan daerah lain di Indonesia. Lewat 'Mantra Timur', Sanpio Muda Jabodetabek berhasil melawan stigma negatif dan memperkenalkan wajah baru Indonesia Timur kepada masyarakat luas.
Lebih dari sekadar pementasan seni, 'Mantra Timur' juga merupakan sebuah gerakan untuk mengangkat martabat dan potensi para seniman dari Indonesia Timur. Dengan memberikan wadah bagi mereka untuk berkarya dan berekspresi, Sanpio Muda Jabodetabek telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan seni budaya Indonesia.
Ke depannya, diharapkan akan lebih banyak lagi inisiatif serupa yang dilakukan untuk mengangkat karya seni dari berbagai daerah di Indonesia, khususnya dari wilayah yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. 'Mantra Timur' telah membuka jalan bagi terwujudnya hal tersebut.
Pementasan ini juga menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk melakukan hal yang sama, yaitu memberikan wadah dan dukungan bagi para seniman dari daerah-daerah terpencil. Dengan demikian, kekayaan seni dan budaya Indonesia akan semakin beragam dan dikenal oleh masyarakat luas.
Harapan ke Depan
Keberhasilan pementasan 'Mantra Timur' diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk mendukung dan mengangkat karya seni dari daerah-daerah lain di Indonesia. Pentingnya memberikan ruang bagi para seniman untuk berekspresi dan berkarya merupakan kunci untuk menjaga keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.
Sanpio Muda Jabodetabek telah menunjukkan bahwa dengan semangat dan kerja keras, kita dapat mengubah persepsi dan stigma negatif terhadap suatu daerah. Semoga 'Mantra Timur' menjadi langkah awal untuk memperkenalkan lebih banyak lagi potensi dan keindahan Indonesia Timur kepada dunia.