Semarak Festival Rimpu Bima: 17 Paguyuban Daerah Ramaikan Pawai Budaya
Festival Rimpu di Kota Bima, NTB, akan dimeriahkan oleh 17 paguyuban daerah yang menampilkan beragam budaya dan kuliner nusantara pada 24-26 April 2025.

Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan diramaikan oleh Festival Rimpu pada 24-26 April 2025. Acara yang menampilkan kekayaan budaya lokal ini melibatkan 17 paguyuban daerah, menciptakan perpaduan warna dan tradisi yang unik. Festival ini bukan hanya perayaan budaya Bima, tetapi juga perwujudan harmoni dan keragaman budaya Indonesia.
Dinas Pariwisata Kota Bima mengungkapkan bahwa ke-17 paguyuban tersebut berasal dari berbagai etnis dan komunitas di Kota Bima, seperti Medan, Ambon, Betawi, Sunda, Jawa, Bali, Lombok, Batak, Bugis, Padang, Manggarai, dan Tionghoa. Partisipasi mereka memperkaya nuansa festival dan menjadi simbol persatuan dalam keberagaman.
Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Bima, Buana Eka Putra, menjelaskan bahwa keterlibatan paguyuban daerah ini sangat penting. "Keikutsertaan mereka bukan hanya menjadi simbol harmoni sosial, tetapi juga menambah kekayaan warna budaya dalam perhelatan tersebut," ujarnya.
Meriahnya Pawai Budaya dan Bazar Kuliner
Puncak acara Festival Rimpu adalah pawai budaya yang akan diikuti oleh seluruh peserta. Para anggota paguyuban akan mengenakan rimpu (jilbab khas perempuan Bima) dan nggoli (tenun khas Bima), menambah semarak warna-warni budaya dalam pawai yang akan melewati rute Paruga Nae hingga Lapangan Serasuba. Rute pawai sengaja dipersingkat agar seluruh peserta dapat tiba di garis finish di Lapangan Serasuba sebelum waktu Dzuhur.
Selain pawai, festival ini juga menyajikan bazar kuliner dan ekonomi kreatif yang menampilkan kekayaan kuliner dari berbagai daerah. Setiap paguyuban akan menghadirkan suasana khas daerah asalnya melalui desain stan dan sajian makanan tradisional. Para pengunjung dapat mencicipi beragam kuliner, mulai dari gudeg, rendang, pempek, sate lilit, hingga kue keranjang.
"Rute kami perpendek karena kami ingin semua peserta sampai garis akhir di Lapangan Serasuba saat ba'da Dzuhur. Tahun-tahun sebelumnya, peserta banyak yang tidak sampai di garis finis dan ada yang sampai saat ba'da Ashar," jelas Eka.
Lebih dari Sekadar Paguyuban
Festival Rimpu tidak hanya melibatkan paguyuban daerah. Ratusan elemen masyarakat lainnya turut berpartisipasi, termasuk organisasi masyarakat, organisasi profesi, organisasi kepemudaan, BUMN, perusahaan swasta, lembaga vertikal, sekolah, perguruan tinggi, dan komunitas lokal. Mereka akan menampilkan berbagai kreativitas, diiringi musik tradisional khas Suku Mbojo dan tarian kolosal, serta kendaraan hias bertema adat dan budaya.
Di Lapangan Serasuba, pusat kegiatan Festival Rimpu, akan terdapat berbagai acara hiburan. Suasana akan semakin meriah dengan adanya bazar kuliner dan produk ekonomi kreatif yang menampilkan beragam kuliner dan kerajinan tangan dari berbagai daerah. Hal ini menunjukkan semangat kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat dalam menyukseskan festival ini.
Setiap stan yang didesain oleh masing-masing paguyuban akan menampilkan ornamen khas daerah asal mereka. Pengunjung akan dimanjakan dengan beragam pilihan kuliner dan kerajinan tangan yang unik dan autentik. Festival ini bukan hanya sekadar perayaan budaya, tetapi juga menjadi wadah promosi ekonomi kreatif lokal.
Festival Rimpu 2025 diharapkan akan menjadi daya tarik wisata baru di Kota Bima dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada dunia. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan paguyuban daerah, festival ini sukses menjadi perwujudan nyata dari semangat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.