Festival Rimpu Bima: Proyeksi Perputaran Uang Rp47 Miliar, Dorong Ekonomi Lokal
Festival Rimpu di Kota Bima, NTB, diproyeksikan menggerakkan perekonomian lokal hingga Rp47 miliar selama tiga hari penyelenggaraan, menampilkan beragam produk UMKM dan kerajinan khas Bima.

Pemerintah Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), optimistis Festival Rimpu 2025 akan menghasilkan perputaran uang hingga Rp47 miliar selama tiga hari penyelenggaraannya. Festival yang akan berlangsung di Lapangan Serasuba, Kota Bima, pada 24-26 April 2025 ini, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kekuatan budaya lokal. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, Muhammad Natsir, di Mataram pada Rabu lalu.
Festival Rimpu, yang mengangkat tema "The Jewel of Bima", merupakan ajang untuk memamerkan dan menjual beragam produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta industri kreatif Kota Bima. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan budaya, tetapi juga strategi kolektif untuk meningkatkan perekonomian daerah. Natsir menambahkan, optimisme ini didasari oleh peningkatan jumlah pelaku ekonomi yang terlibat dan kualitas produk yang dipamerkan.
Rimpu sendiri merupakan jilbab khas perempuan Bima yang kaya makna dan nilai sosial. Bagi masyarakat Bima, rimpu lebih dari sekadar penutup kepala; ia merupakan simbol perempuan Bima yang responsif, mandiri, dan bermartabat. Melalui festival ini, pemerintah Kota Bima ingin menunjukkan bahwa budaya lokal bukan hanya warisan masa lalu, tetapi juga aset berharga yang dapat dimaksimalkan untuk masa depan.
Pendorong Ekonomi Kreatif Bima
Festival Rimpu 2025 melibatkan 70 pelaku ekonomi kreatif dan UMKM. Mereka akan memamerkan dan menjual produk-produk unggulan dari 14 subsektor industri kreatif yang menjadi fokus pengembangan pemerintah hingga tahun 2025. Subsektor tersebut mencakup kerajinan tangan, kuliner, tenun, karya seni, arsitektur, desain, fesyen, video film, dan fotografi. Semua produk yang dipamerkan telah melalui proses kurasi ketat untuk memastikan kualitas dan identitas lokal Bima, atau yang dikenal dengan sebutan suku Mbojo, tetap terjaga.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima menekankan pentingnya menjaga identitas lokal dalam setiap produk yang ditampilkan. "Aneka produk yang terlibat sudah diidentifikasi dan mendapat pengakuan dari tim kurasi. Produknya harus menampilkan identitas lokal dan kekhasan Bima atau suku Mbojo," tegas Natsir. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal melalui sektor ekonomi kreatif.
Dengan melibatkan berbagai subsektor industri kreatif, Festival Rimpu diharapkan mampu memberikan dampak yang luas bagi perekonomian Kota Bima. Tidak hanya meningkatkan pendapatan para pelaku UMKM, tetapi juga mempromosikan potensi wisata dan budaya Bima kepada khalayak yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk menjadikan budaya sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi.
Harapan untuk Pertumbuhan Ekonomi
Pemerintah Kota Bima menargetkan perputaran uang yang signifikan selama Festival Rimpu. Proyeksi Rp47 miliar menunjukkan potensi besar yang dimiliki festival ini dalam menggerakkan roda perekonomian lokal. Angka ini diharapkan dapat melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya, berkat peningkatan kualitas produk dan partisipasi pelaku ekonomi yang lebih banyak.
Festival Rimpu tidak hanya menjadi ajang pameran dan penjualan produk, tetapi juga sebagai platform untuk mempromosikan budaya dan pariwisata Bima. Dengan memamerkan kekayaan budaya lokal, diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bima dan menikmati keindahan alam serta keramahan masyarakatnya. Hal ini akan berdampak positif pada sektor pariwisata dan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Keberhasilan Festival Rimpu 2025 akan menjadi bukti nyata bahwa budaya dapat menjadi kekuatan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan festival ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan potensi ekonomi lokal melalui sektor budaya dan industri kreatif.
Festival Rimpu 2025 diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi pertumbuhan ekonomi Kota Bima. Perputaran uang yang diproyeksikan mencapai Rp47 miliar menunjukkan potensi besar yang dimiliki festival ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis budaya.