Serdang Bedagai Berkomitmen Tekan Angka Stunting hingga Nol pada 2030
Pemkab Serdang Bedagai berkomitmen untuk menurunkan angka stunting hingga nol pada tahun 2030 melalui berbagai program inovatif dan kolaborasi lintas sektor.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menunjukkan komitmen kuatnya dalam upaya penurunan angka stunting. Target ambisius yang dicanangkan adalah mencapai angka stunting nol pada tahun 2030. Berbagai strategi dan inovasi telah dijalankan, menghasilkan penurunan signifikan dari angka prevalensi stunting di Kabupaten Serdang Bedagai.
Wakil Bupati Serdang Bedagai, Adlin Tambunan, menyatakan bahwa prevalensi stunting telah menurun drastis dari 26,3 persen pada tahun 2019 menjadi 14,4 persen pada tahun 2023. Penurunan ini sejalan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). "Capaian ini tidak lepas dari sinergi lintas sektor dan peran aktif masyarakat. Kita harus terus meningkatkan komitmen agar ke depannya stunting di daerah ini bisa nol," ujar Adlin Tambunan.
Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak. Pemkab Serdang Bedagai telah menerapkan berbagai kebijakan dan regulasi untuk mempercepat penurunan angka stunting, termasuk Keputusan Bupati Nomor 278/18.31 Tahun 2023 yang menetapkan 60 desa sebagai fokus pencegahan dan penanganan stunting pada tahun 2024. Selain itu, peraturan terkait peran desa, sanitasi, dan perubahan perilaku juga telah diterapkan secara efektif.
Strategi dan Inovasi Pemkab Serdang Bedagai dalam Penurunan Stunting
Pemkab Serdang Bedagai telah mengerahkan sumber daya manusia yang signifikan dalam upaya penurunan stunting. Tercatat ada 335 Kader Pembangunan Manusia (KPM), 237 Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), dan 481 Tim Pendamping Keluarga (TPK), dengan total 1.419 anggota. Tim-tim ini secara rutin melakukan kunjungan keluarga, edukasi kesehatan, dan pendampingan gizi.
Sistem pengawasan berbasis data juga telah dibangun melalui aplikasi E-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat). Data yang akurat dan terintegrasi memungkinkan pemantauan dan evaluasi yang efektif terhadap program-program yang berjalan. Publikasi informasi stunting secara berkala melalui situs web resmi pemerintah dan papan pengumuman Dinas Kesehatan juga meningkatkan kesadaran masyarakat.
Data menunjukan keberhasilan yang signifikan, dengan prevalensi stunting turun dari 1,66 persen pada Januari 2024 menjadi 1,39 persen pada Desember 2024. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi dan program yang telah diterapkan.
Program Inovatif DASHAT: Dapur Sehat Atasi Stunting
Salah satu inovasi unggulan Pemkab Serdang Bedagai dalam menurunkan angka stunting adalah program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting). Program ini menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak melalui dapur sehat yang tersebar di berbagai desa. DASHAT telah berhasil menciptakan berbagai menu bergizi dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal.
Beberapa contoh inovasi menu yang dihasilkan dari program DASHAT antara lain bubur 'Anjeli' di Desa Kampung Pon, Kecamatan Sei Bamban; bubur 'Buryam Jangkis' di Desa Sei Naga Lawan; bubur 'Jaman Tepuy' di Desa Pagar Manik; dan olahan ikan lele di Desa Kuta Baru, Kecamatan Tebing Tinggi. Menu-menu ini mendapat sambutan positif dari masyarakat dan terbukti efektif dalam meningkatkan asupan gizi anak.
Keberhasilan program DASHAT tidak hanya terlihat dari penurunan angka stunting, tetapi juga dari penghargaan yang diraih di tingkat nasional. Ini membuktikan bahwa inovasi dan komitmen yang kuat dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan.
Pemkab Serdang Bedagai terus berupaya untuk meningkatkan kualitas program dan inovasi dalam upaya penurunan angka stunting. Kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target zero stunting pada tahun 2030. Komitmen dan kerja keras yang konsisten akan memastikan terwujudnya generasi Serdang Bedagai yang sehat dan bebas dari stunting.