SNPMB 2025 Minta Maaf, Salah Tampilkan Foto Joki UTBK
Panitia SNPMB 2025 meminta maaf atas kesalahan penayangan foto peserta UTBK 2025 yang dituduh menggunakan jasa joki, padahal yang bersangkutan mengikuti ujian dengan jujur.

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 menyampaikan permohonan maaf resmi terkait kesalahan fatal dalam proses publikasi hasil Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025. Kekeliruan ini melibatkan penayangan foto yang salah, di mana foto seorang peserta yang mengikuti UTBK dengan jujur justru dikaitkan dengan kasus penggunaan jasa joki.
Pernyataan maaf disampaikan langsung oleh Ketua Tim Penanggungjawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok. Beliau mengakui adanya kesalahan teknis dalam pencocokan data foto peserta UTBK 2025. Insiden ini menimbulkan kerugian dan kesalahpahaman bagi peserta yang fotonya salah digunakan.
Kejadian ini bermula dari viralnya sebuah unggahan di media sosial X oleh akun @rotirebus_lia. Akun tersebut mengklarifikasi bahwa foto yang digunakan dalam pemberitaan kasus joki UTBK 2025 adalah miliknya, namun ia menegaskan tidak pernah menggunakan jasa joki dan mengikuti ujian dengan usaha sendiri. "Aku ingin menyampaikan klarifikasi dengan jujur atas tuduhan yang menyebut aku menggunakan jasa Joki saat UTBK. Tuduhan ini sama sekali tidak benar. Seluruh proses UTBK aku jalani sendiri dengan penuh usaha dan persiapan yang panjang dan berbulan-bulan," tulis akun tersebut.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf Resmi SNPMB
Eduart Wolok menjelaskan bahwa kesalahan tersebut murni merupakan human error. Tim teknis SNPMB 2025 menangani ratusan ribu data peserta, sehingga kesalahan pencocokan foto mungkin terjadi. "Kami menyampaikan itu memang ada kesalahan pemasangan foto, betul, untuk yang satu itu ada kesalahan pemasangan foto. Kami akan menghubungi yang bersangkutan untuk minta maaf termasuk pada keluarga," ungkap Eduart dalam konfirmasi di Jakarta, Rabu.
Ia memastikan bahwa nama peserta yang fotonya salah digunakan tidak dipublikasikan dalam daftar peserta yang menggunakan jasa joki. Nama yang dipublikasikan adalah nama-nama pelaku joki yang terbukti menggunakan jasa tersebut. "Benar, yang ada di foto itu memang tidak dijoki, benar-benar peserta yang mengikuti UTBK dengan baik dan benar, sehingga haknya tetap akan kita berikan sesuai ketentuan yang berlaku," jelasnya.
Eduart kembali menegaskan bahwa pihak panitia SNPMB 2025 sangat menyesalkan kejadian ini dan telah mengambil langkah untuk memperbaiki sistem dan mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. "Adapun untuk nama joki yang ditampilkan di bawah itu adalah benar adanya. Mungkin ada kesalahan dari teman-teman, itu kita mohon maaf, benar-benar human error, tidak ada maksud dan niatan apapun," tutup Eduart Wolok.
Langkah-langkah Antisipasi Kejadian Berulang
Meskipun kesalahan ini diakui sebagai human error, panitia SNPMB 2025 perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem verifikasi data peserta. Peningkatan sistem keamanan data dan mekanisme double-checking sangat penting untuk mencegah kesalahan serupa terjadi di masa mendatang. Transparansi dan akuntabilitas juga perlu ditingkatkan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proses seleksi mahasiswa baru.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya ketelitian dan akurasi data dalam proses seleksi yang melibatkan banyak peserta. Sistem yang handal dan terintegrasi dengan baik diperlukan untuk memastikan keadilan dan transparansi bagi seluruh calon mahasiswa.
Selain itu, penting bagi panitia untuk meningkatkan responsivitas terhadap keluhan dan klarifikasi dari peserta. Kecepatan dalam menangani masalah dan memberikan solusi yang tepat akan meminimalisir dampak negatif dari kesalahan yang terjadi.
Kesimpulan
Kesalahan penayangan foto joki UTBK 2025 oleh panitia SNPMB 2025 telah menimbulkan keresahan dan kerugian bagi peserta yang fotonya disalahgunakan. Permintaan maaf resmi telah disampaikan, namun evaluasi menyeluruh dan perbaikan sistem sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Transparansi dan akuntabilitas dalam proses seleksi mahasiswa baru harus menjadi prioritas utama.