Solusi Jalan Layang Antisipasi Banjir di Pelalawan, Riau
Banjir di KM 83 Jalintim Pelalawan, Riau, mendorong usulan pembangunan jalan layang sebagai solusi jangka panjang, mengingat genangan air yang kerap terjadi dan berdampak luas pada aktivitas warga.

Banjir di Kilometer (KM) 83 Jalan Lintas Timur (Jalintim), Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau, tengah menjadi sorotan. Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Riau, Yohanes Tulak, mengusulkan pembangunan jalan layang sebagai solusi permanen mengatasi masalah ini. Pernyataan tersebut disampaikan Jumat lalu di Pekanbaru.
Menurut Yohanes, jalan layang sangat dibutuhkan untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di Pelalawan. Jalan layang ini diharapkan dapat menjamin kelancaran arus lalu lintas, sekaligus meningkatkan efisiensi waktu dan biaya bagi pengguna jalan.
Situasi semakin mendesak karena banjir di Pelalawan dan sekitarnya semakin meluas. Kondisi ini diperparah dengan libur panjang nasional pada 27-29 Januari 2025, yang diprediksi akan meningkatkan kepadatan lalu lintas di jalur tersebut. Libur panjang tersebut meliputi Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Cuti Bersama Tahun Baru Imlek, dan hari libur nasional.
Sebagai langkah antisipasi sementara, BPJN Riau telah menerapkan sistem buka tutup jalan dan memasang tanda pembatas untuk mengarahkan kendaraan ke jalur yang aman. Jalur alternatif melalui Simpang Japura Kabupaten Pelalawan menuju Kabupaten Kuantan Singingi juga disiapkan untuk mengurangi kepadatan.
BPJN Riau juga berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Riau dan BMKG Stasiun Pekanbaru untuk memodifikasi cuaca dan mengatur pintu air PLTA Koto Panjang. Namun, perlu diperhatikan bahwa penurunan pintu air membutuhkan waktu 3-4 hari untuk memberikan dampak signifikan, dan hasilnya juga bergantung pada curah hujan.
Curah hujan tinggi di Riau menyebabkan banjir meluas, tak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga tempat ibadah, sekolah, dan jalan lintas utama. Akibatnya, aktivitas masyarakat terganggu, termasuk kegiatan belajar mengajar. Di KM 83 Jalintim, genangan air bahkan mencapai 60 cm, menyebabkan kemacetan parah.
Sebelumnya, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Zulkifli Syukur, bersama Bupati Pelalawan, Zukri, telah mendesak pemerintah pusat untuk memberikan perhatian serius atas kondisi ini. Banjir telah merendam 3.500 rumah di enam kecamatan Pelalawan, memaksa sekolah diliburkan. Kerusakan jalan lintas Jambi-Riau juga menjadi perhatian, karena jalur ini menghubungkan Aceh hingga Lampung, dan banjir menghambat pasokan kebutuhan pokok, berujung pada kenaikan harga.
Kesimpulannya, pembangunan jalan layang di KM 83 Jalintim Pelalawan merupakan solusi penting dan mendesak untuk mengatasi masalah banjir yang berdampak luas pada perekonomian dan aktivitas masyarakat Riau. Koordinasi antar instansi terkait sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran lalu lintas dan mengurangi dampak negatif banjir.