SPSL Tanam Mangrove untuk Dekarbonisasi: Langkah Nyata Menuju Net Zero Emission
PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) berkomitmen terhadap dekarbonisasi dengan menanam ribuan bibit mangrove dan pohon di berbagai wilayah kerja, mendukung target net zero emission 2060.

PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL), subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo, mengambil langkah nyata dalam upaya global melawan perubahan iklim. SPSL telah melakukan penanaman mangrove dan penghijauan di berbagai wilayah kerjanya sepanjang tahun 2024 sebagai bentuk komitmen terhadap dekarbonisasi. Inisiatif ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan dan strategi jangka panjang untuk keberlanjutan lingkungan.
Senior Vice President Sekretariat Perusahaan SPSL, Kiki M. Hikmat, menjelaskan bahwa sektor logistik memiliki peran penting dalam dekarbonisasi. "Kami menyadari bahwa sektor logistik memiliki tanggung jawab dan peran besar dalam mendukung dekarbonisasi untuk mewujudkan keberlanjutan. Program rehabilitasi mangrove dan penghijauan ini adalah salah satu upaya kami untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung target pemerintah mencapai net zero emission pada 2060," ujar Kiki dalam siaran pers.
Program ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam penanganan perubahan iklim dan pemulihan ekosistem daratan. Penanaman mangrove dan pohon bertujuan untuk menyerap karbon dioksida dan melestarikan biodiversitas, memperbaiki ekosistem yang rusak, serta meningkatkan tolok ukur penilaian Green Port.
Rehabilitasi Mangrove dan Penghijauan di Berbagai Lokasi
Pada tahun 2024, melalui program Pelindo Lestari, SPSL merehabilitasi mangrove seluas 10 hektare di Indramayu, Jawa Barat, menanam 1.600 bibit Rhizophora SP per hektare dengan pola sylvofishery. Di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, dilakukan penyulaman mangrove tahun pertama (P1) dengan penanaman 8.000 bibit Rhizophora SP di lahan seluas 10 hektare. Penyulaman tahun kedua (P2) juga dilakukan di Pantai Mangkang Wetan, Semarang, dengan penanaman 2.510 bibit mangrove jenis Rhizophora SP dan Bruguierra di lahan seluas 2 hektare.
Selain penanaman mangrove, SPSL juga menanam 790 bibit pohon di wilayah Belawan untuk meningkatkan tutupan hijau dan mengurangi emisi karbon. Semua kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen SPSL dalam mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan lestari.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen nyata SPSL dalam mengintegrasikan aspek keberlanjutan ke dalam operasional perusahaan. "Upaya ini adalah bukti nyata keseriusan kami dalam mengintegrasikan aspek keberlanjutan ke dalam kegiatan operasional perusahaan. Kami berkomitmen untuk terus memperkuat upaya ini di 2025 dan seterusnya, demi mewujudkan dunia yang lebih hijau," tegas Kiki.
Kontribusi terhadap SDGs dan Green Port
Program penanaman mangrove dan penghijauan SPSL berkontribusi pada dua tujuan utama SDGs: Penanganan Perubahan Iklim dan Pemulihan Ekosistem Daratan. Dengan menyerap karbon dioksida dan melestarikan biodiversitas, program ini secara langsung mendukung upaya global dalam mengurangi dampak perubahan iklim dan menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.
Lebih lanjut, kegiatan ini juga meningkatkan tolok ukur penilaian Green Port, menunjukkan komitmen SPSL terhadap praktik-praktik keberlanjutan di sektor kepelabuhanan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menginspirasi perusahaan lain untuk turut serta dalam upaya dekarbonisasi dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
SPSL berkomitmen untuk melanjutkan dan memperluas program-program ramah lingkungan di masa mendatang. Dengan konsistensi dan kolaborasi, diharapkan upaya ini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan dan mendukung pencapaian target net zero emission pada tahun 2060.