Sri Mulyani: Kinerja SUN Positif, Gaet Rp28 Triliun di Tengah Dinamika Pasar Saham
Menteri Keuangan Sri Mulyani laporkan kinerja Surat Utang Negara (SUN) sangat positif, mencapai Rp28 triliun, melampaui target dan menunjukkan kepercayaan investor domestik dan asing yang tinggi terhadap perekonomian Indonesia.

Jakarta, 18 Maret 2025 - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengumumkan hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) pada 18 Maret 2025 yang sangat menggembirakan. Lelang tersebut berhasil meraih penawaran masuk (incoming bid) sebesar Rp61,75 triliun, jauh melampaui target indikatif pemerintah sebesar Rp26 triliun. Keberhasilan ini terjadi di tengah dinamika yang cukup kompleks di pasar saham, menunjukkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap pengelolaan APBN oleh pemerintah.
Pencapaian ini menunjukkan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing, terhadap perekonomian Indonesia dan pengelolaan keuangan negara. Sri Mulyani menekankan bahwa penawaran yang masuk sangat kuat, mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan investor terhadap kemampuan pemerintah dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dari total penawaran yang masuk, investor asing berkontribusi sebesar Rp13,95 triliun atau 22,59 persen. Keikutsertaan investor asing yang signifikan ini semakin memperkuat keyakinan akan daya tarik investasi di Indonesia. Pemerintah pun berhasil memenangkan penawaran hingga mencapai Rp28 triliun, melampaui target indikatif yang telah ditetapkan.
Hasil Lelang SUN dan Imbal Hasil
Rincian hasil lelang SUN menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mencapai imbal hasil yang kompetitif. Pemerintah tidak perlu memberikan premium atau tambahan imbal hasil untuk menarik investor, karena imbal hasil yang ditawarkan sejalan dengan pasar sekunder. Berikut rinciannya:
- SPN tenor 12 bulan: dimenangkan Rp2 triliun dengan imbal hasil 6,25000 persen
- FR0104 tenor 5 tahun: dimenangkan Rp12,70 triliun dengan imbal hasil 6,70023 persen
- FR0103 tenor 10 tahun: dimenangkan Rp7,15 triliun dengan imbal hasil 7,01985 persen
- FR0106 tenor 15 tahun: dimenangkan Rp1,75 triliun dengan imbal hasil 7,03713 persen
- FR0107 tenor 20 tahun: dimenangkan Rp4,10 triliun dengan imbal hasil 7,07804 persen
- FR0105 tenor 40 tahun: dimenangkan Rp300 miliar dengan imbal hasil 7,10892 persen
Dari total nominal yang dimenangkan, investor asing berkontribusi sebesar 19,04 persen atau Rp5,33 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap pengelolaan APBN Indonesia yang dianggap prudent dan kredibel.
Stabilitas Pasar SBN dan Keunggulan SUN Indonesia
Sri Mulyani juga menekankan stabilitas pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang terjaga dengan baik. Imbal hasil SUN 10 tahun berada di level 7,01 persen, sama dengan posisi awal tahun 2025. Angka ini menjadi tolok ukur asumsi makro dalam APBN.
Lebih lanjut, spread yield SUN 10 tahun Indonesia terhadap US Treasury terbilang rendah, yaitu 267 basis poin (bps). Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Meksiko (521 bps), Afrika Selatan (629 bps), dan Brasil (1.070 bps). Rendahnya spread yield ini menunjukkan daya tarik SUN Indonesia yang kompetitif di pasar internasional.
“Jadi kalau dibandingkan, Indonesia memiliki daya tarik SUN yang kompetitif, dan ini mencerminkan kepercayaan terhadap pengelolaan APBN kita,” ujar Menkeu Sri Mulyani.
Aliran Modal Masuk dan Komitmen Pemerintah
Dukungan investor asing terhadap pasar SBN juga terlihat dari aliran modal masuk (capital inflow) yang mencapai Rp17,53 triliun (year-to-date/ytd). Pemerintah berkomitmen untuk terus mengelola APBN secara prudent dan kredibel untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan pelaku ekonomi.
“Kami ingin menegaskan kepada pelaku pasar, Kemenkeu akan terus mengelola APBN secara prudent dan kredibel. Ini penting untuk mencapai tujuan pembangunan serta untuk terus menjaga kepercayaan masyarakat dan juga pelaku ekonomi,” tutup Sri Mulyani.