Sri Mulyani: Pasar SBN Tetap Menarik Investor Asing di Tengah Tekanan Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pasar Surat Berharga Negara (SBN) tetap menarik investor asing meskipun terdapat tekanan ekonomi global, ditandai dengan penurunan *yield* obligasi dan peningkatan kepemilikan asing.

Jakarta, 24 April 2025 - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kabar positif mengenai kinerja pasar Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia. Meskipun ekonomi global menghadapi tekanan yang meningkat, pasar SBN tetap menunjukkan daya tarik bagi investor, baik domestik maupun asing. Hal ini terlihat dari beberapa indikator kunci yang menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.
Salah satu indikator penting adalah penurunan *yield* Surat Utang Negara (SUN) seri *benchmark* tenor 10 tahun. Penurunan ini, meskipun sempat mengalami fluktuasi, menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap obligasi pemerintah Indonesia. Sri Mulyani menjelaskan hal ini lebih lanjut dalam konferensi pers daring Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Fluktuasi *yield* SUN memang terjadi. Setelah libur panjang Idul Fitri, *yield* sempat naik seiring dengan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump. Namun, pasar dengan cepat merespon positif dan *yield* kembali menurun, menunjukkan resiliensi pasar SBN Indonesia terhadap guncangan eksternal.
Yield Obligasi Menurun, Kepercayaan Investor Meningkat
Data yang dipaparkan menunjukkan penurunan *yield* obligasi 10 tahun sebesar 2 basis poin (bps) menjadi 7,00 persen secara tahun berjalan (*year-to-date*/ytd) pada kuartal I 2025. Meskipun sempat naik menjadi 7,08 persen pada 8 April 2025, *yield* kembali turun menjadi 6,98 persen pada 22 April 2025. Penurunan *yield* ini menunjukkan hubungan terbalik dengan harga SUN, yang berarti peningkatan minat beli dari investor.
Hal ini diperkuat dengan data kepemilikan SBN. Andil investor asing terhadap SBN naik sebesar Rp15,23 triliun (*ytd*) atau sekitar 14,30 persen per 27 Maret 2025. Hingga 22 April 2025, investor asing masih mencatatkan *net buy* sebesar Rp12,78 triliun, meskipun proporsinya sedikit menurun menjadi 14,25 persen. Data ini menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia (BI) juga berperan aktif dalam menjaga stabilitas pasar SBN. Sejak awal tahun hingga 22 April 2025, BI telah membeli SBN dengan total Rp80,98 triliun. Pembelian ini dilakukan melalui pasar sekunder (Rp54,98 triliun) dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah (Rp26,00 triliun).
Sinergi Kebijakan Moneter dan Fiskal
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa pembelian SBN tersebut bertujuan untuk memperkuat operasi moneter dan menunjukkan sinergi yang erat antara kebijakan moneter dan fiskal pemerintah. Langkah ini dinilai efektif dalam menjaga stabilitas ekonomi makro Indonesia.
Ke depan, BI berencana untuk mengoptimalkan berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dan meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Secara keseluruhan, kinerja pasar SBN menunjukkan ketahanan dan daya tarik yang tinggi di tengah tekanan global. Penurunan *yield*, peningkatan kepemilikan asing, dan peran aktif BI dalam pembelian SBN menjadi indikator positif bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kebijakan yang sinergis.