Stok Beras Aman Jelang Ramadhan, Mentan Sidak Pasar Cipinang
Mentan Andi Amran Sulaiman sidak ke Pasar Induk Beras Cipinang untuk memastikan stok beras aman dan harga terkendali selama Ramadhan, menemukan adanya beras dijual di atas HET.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan sidak ke Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pada Minggu, 2 Februari 2025. Sidak ini bertujuan memastikan ketersediaan dan stabilitas harga beras selama bulan Ramadhan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah meningkatnya kebutuhan pangan.
Dalam sidak tersebut, Mentan menemukan beberapa pedagang menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Kondisi ini dianggap tidak dapat dibenarkan mengingat stok beras nasional saat ini cukup melimpah. Mentan menegaskan, "Sidak ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memastikan stabilitas harga pangan selama bulan Ramadhan serta menjaga pasokan agar tetap mencukupi kebutuhan masyarakat."
Mentan menjelaskan bahwa stok beras di gudang Bulog mencapai 2 juta ton, jumlah tertinggi dalam lima tahun terakhir. Produksi beras nasional juga diproyeksikan naik 52 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Kenaikan harga beras sekitar 2 hingga 4 persen dinilai tidak beralasan mengingat kondisi tersebut.
Pengawasan Ketat dan Tindakan Tegas
Menyikapi temuan tersebut, Mentan memberikan peringatan keras kepada seluruh pelaku usaha, baik distributor maupun pedagang, untuk tidak menjual komoditas pangan di atas HET. Beliau menekankan bahwa menaikkan harga pangan akan sangat membebani masyarakat, terutama selama bulan Ramadhan. "Kami mohon kepada seluruh saudara-saudara kami, para pengusaha beras, pengusaha minyak, serta pelaku usaha pangan lainnya di seluruh Indonesia, jangan menjual harga di atas HET," tegas Mentan.
Pemerintah, lanjut Mentan, telah berkoordinasi dengan Kepolisian untuk mengawasi pergerakan harga pangan di seluruh Indonesia. Aparat kepolisian telah diturunkan ke lapangan untuk memantau harga dan memastikan tidak ada pihak yang melakukan manipulasi harga. "Kami sudah berkomunikasi dengan Kapolri. Aparat kepolisian telah turun ke lapangan untuk memantau harga-harga pangan dan memastikan tidak ada pihak yang bermain harga. Ini tidak boleh terjadi," ujarnya.
Tindakan tegas akan diambil terhadap oknum yang mencoba mengambil keuntungan berlebihan. Beberapa tempat yang melanggar aturan telah disegel, dan pemerintah akan terus menindak tegas para pelanggar. "Kami sudah menyegel beberapa tempat yang melanggar aturan. Jika ada yang tetap membandel setelah kita imbau, maka akan kita segel dan tindak sesuai hukum yang berlaku. Ini sudah mulai kita lakukan, termasuk di Jakarta dan Jawa Tengah," kata Mentan.
Ketersediaan Pangan Pokok Aman
Mentan memastikan bahwa seluruh bahan pangan pokok untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri dalam kondisi aman dan mencukupi. Pemerintah, atas perintah Presiden, memantau harga dan ketersediaan setiap hari. "Seluruh komoditas pangan aman. Kami diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk memantau harga dan ketersediaan setiap hari. Tidak ada alasan harga naik, karena stok kita banyak dan produksi meningkat," ujar Mentan.
Pemerintah berkomitmen untuk terus turun ke lapangan guna memastikan masyarakat dapat menjalankan ibadah dengan tenang tanpa khawatir akan lonjakan harga. Presiden Prabowo Subianto sebelumnya juga telah menekankan pentingnya stabilitas harga pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri 2025, serta menegaskan sikap tegas terhadap spekulan yang mencoba memainkan harga.
Secara keseluruhan, Mentan memastikan bahwa upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan pokok selama Ramadhan dan Idul Fitri berjalan dengan baik. Koordinasi antar lembaga dan pengawasan ketat di lapangan menjadi kunci keberhasilan upaya tersebut. Pemerintah berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari praktik curang yang dapat merugikan daya beli mereka.