Strategi Perkuat Rupiah: Saran Ekonom Hadapi Tekanan Nilai Tukar
Ekonom Rizal Taufikurahman menyarankan langkah strategis untuk memperkuat nilai tukar rupiah yang melemah di kisaran Rp16.300 per dolar AS, termasuk diversifikasi ekspor, pengendalian impor, dan peningkatan investasi asing.
![Strategi Perkuat Rupiah: Saran Ekonom Hadapi Tekanan Nilai Tukar](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000056.237-strategi-perkuat-rupiah-saran-ekonom-hadapi-tekanan-nilai-tukar-1.jpeg)
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) melemah signifikan, berada di kisaran Rp16.300 per USD di awal Februari 2025. Kondisi ini mendorong ekonom M Rizal Taufikurahman, Head Center of Macroeconomics and Finance Indef, untuk memberikan sejumlah rekomendasi strategis guna memperkuat mata uang nasional.
Menurut Rizal, pemerintah memegang peran penting dalam menjaga stabilitas rupiah. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya mengendalikan defisit transaksi berjalan, meningkatkan ekspor, dan mengurangi ketergantungan pada impor. Diversifikasi pasar ekspor menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional, sementara pengendalian impor barang konsumsi non-esensial dapat menekan defisit transaksi berjalan.
Peningkatan investasi asing langsung (FDI) juga krusial. Pembentukan iklim investasi yang kondusif, stabilitas politik, dan kepastian hukum sangat dibutuhkan untuk menarik minat investor. Dengan demikian, kepercayaan investor akan meningkat dan berdampak positif pada nilai tukar rupiah.
Rizal menekankan pentingnya koordinasi yang solid antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah. Koordinasi yang efektif dalam implementasi kebijakan diharapkan mampu mengendalikan volatilitas rupiah dan membuka peluang penguatan nilai tukar di tahun 2025. Meskipun rupiah sempat menguat 0,59 persen pada penutupan perdagangan Selasa, mencapai Rp16.351 per dolar AS, tekanan pelemahan masih terasa.
Faktor global juga turut mempengaruhi kinerja rupiah. Kebijakan moneter AS yang ketat, penguatan dolar AS, ketidakpastian ekonomi global, dan dinamika geopolitik mendorong investor mencari aset safe haven, menekan nilai tukar rupiah. Rizal memproyeksikan rupiah akan tetap berada di atas Rp16.300 sepanjang 2025.
BI, menurut Rizal, telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Namun, ia menyarankan intervensi ganda di pasar valuta asing (valas) dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) untuk meredam volatilitas. Ketersediaan likuiditas valuta asing melalui fasilitas swap dengan harga kompetitif juga perlu dipastikan.
Kesimpulannya, penguatan nilai tukar rupiah membutuhkan strategi komprehensif. Selain kebijakan moneter yang tepat dari BI, peran pemerintah dalam mengelola neraca perdagangan dan menciptakan iklim investasi yang kondusif sangatlah penting. Koordinasi yang baik antara pemerintah dan BI, serta antisipasi terhadap faktor global, menjadi kunci keberhasilan upaya penguatan nilai tukar rupiah.