Suharyadi: Mengubah Sampah Menjadi Emas di Palu
Suharyadi, warga Palu, sukses mengubah sampah menjadi pupuk kompos dan mendulang penghargaan Adipura bagi kotanya melalui inovasi pengelolaan sampah.

Suharyadi, seorang pria berusia 63 tahun di Palu, Sulawesi Tengah, telah mengubah pandangan masyarakat terhadap sampah. Ia dan rekan-rekannya di Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Buvu Bionga, Kelurahan Petobo, berhasil mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos padat dan cair, serta mendaur ulang sampah plastik. Usaha ini berawal dari sebuah TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) sederhana yang beroperasi sejak 2017, dan kini telah berkembang pesat, bahkan berkontribusi pada penghargaan Adipura Kota Palu pada tahun 2024.
Setiap harinya, TPS3R Buvu Bionga mampu mengolah sekitar 1 ton sampah rumah tangga, meningkat dari 500 kilogram sebelum bencana gempa dan likuefaksi 2018. Sampah organik didaur ulang menjadi pupuk kompos yang kemudian dibagikan gratis kepada masyarakat. Sedangkan sampah plastik dipilah dan dikirim ke Bank Sampah Induk. Suharyadi menjelaskan, "Sekitar 85 persen sampah rumah tangga kami kelola di TPS3R, sisanya kami angkut ke TPA Kawatuna Palu."
Perjalanan Suharyadi tidak mudah. Butuh waktu enam tahun untuk mencapai produksi kompos secara konsisten, sekaligus membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Kini, mereka memproduksi sekitar 200 kilogram kompos setiap bulan setelah proses fragmentasi selama 30 hari. Keberhasilan ini juga berkat pelatihan dan penguatan kapasitas yang diikuti Suharyadi.
Inovasi Pengelolaan Sampah di Palu
Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu menunjukkan bahwa 70 persen sampah di TPA Kawatuna adalah sampah organik, sebagian besar sisa makanan yang masih layak konsumsi. Kondisi ini mendorong Suharyadi untuk lebih giat mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga. TPS3R Buvu Bionga menjadi contoh nyata bagaimana sampah dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, sekaligus mengurangi beban TPA.
Suharyadi dan timnya membagi tugas dengan jelas: ada yang mengumpulkan sampah, memilah, dan membuat kompos. Mereka juga mendapatkan insentif sebesar Rp300.000 per bulan dari Pemerintah Kota Palu. Meskipun awalnya dibiayai secara mandiri, dedikasi mereka membuahkan hasil, termasuk penghargaan Adipura bagi Kota Palu, yang mana TPS3R memiliki peran penting dalam penilaian tersebut.
Tantangan terbesar tetaplah mengubah pola pikir masyarakat. Sosialisasi dan edukasi terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kolaborasi lintas sektor juga diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Suharyadi menekankan pentingnya peran TPS3R dalam mengurangi beban TPA dan menciptakan ekonomi sirkuler.
Menjadi Mentor Pengelolaan Sampah
Pengalaman bertahun-tahun mengelola TPS3R, ditambah berbagai pelatihan yang diikuti, membuat Suharyadi menjadi mentor bagi pengelola TPS3R lain di Kota Palu. Ia berbagi ilmu dan pengalaman tanpa pamrih, membantu menghidupkan kembali beberapa TPS3R yang ada. Metode komposting dipilih karena kemudahan dan kesederhanaannya, sesuai dengan keterbatasan biaya dan sumber daya.
Suharyadi secara rutin mengajak pengelola TPS3R lain untuk berkunjung dan belajar langsung di TPS3R Buvu Bionga. Ia percaya bahwa dengan kemauan dan kerja sama, tidak ada yang tidak mungkin. Semangatnya menginspirasi banyak orang untuk turut serta dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Dengan dukungan Perwali Palu Nomor 40 Tahun 2021 tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai dan Styrofoam, serta Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Sampah, Kota Palu terus berupaya meningkatkan pengelolaan sampah. Data SIPSN menunjukkan bahwa pada tahun 2023, 93,4 persen sampah di Kota Palu telah terkelola.
Kesimpulan
Kisah Suharyadi membuktikan bahwa kreativitas dan kerja keras dapat mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai, baik secara ekonomi maupun lingkungan. TPS3R menjadi solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah, menciptakan ekonomi sirkuler, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Dedikasi dan semangatnya menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.