Sungai Cileungsi dan Cikeas Masuk Paket Pengendalian Banjir Jabodetabekpunjur
Wamen PU memastikan Sungai Cileungsi dan Cikeas menjadi prioritas dalam paket pengendalian banjir Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur) untuk mengurangi dampak banjir di masa mendatang.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU), Diana Kusumastuti, memastikan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) Cileungsi, Sungai Cikeas, dan Kali Bekasi termasuk dalam paket pengendalian banjir terpadu untuk wilayah Jabodetabekpunjur. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Wamen PU saat meninjau kondisi Sungai Cileungsi di Villa Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/3).
Peninjauan lapangan ini dilakukan untuk melihat langsung kondisi sungai dan memastikan rencana pemerintah dalam menangani banjir di Jakarta, Bekasi, dan Bogor berjalan efektif. Wamen PU menjelaskan bahwa pemerintah memiliki rencana jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengurangi dampak banjir yang kerap melanda wilayah tersebut. "Kami ada rencana jangka pendek dan rencana jangka menengah, serta rencana jangka panjang yang nantinya akan mengurangi banjir yang di Jabodetabekpunjur," jelas Wamen PU melalui siaran video Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C).
Dalam kunjungannya, Wamen PU juga memaparkan progres penanganan banjir di beberapa titik. Untuk Jakarta, dari total 33 km penanganan di Sungai Ciliwung, 17 km telah selesai dikerjakan, sementara sisanya akan segera ditindaklanjuti. Sedangkan di Kali Bekasi, yang merupakan titik krusial pengendalian banjir, baru 13 km dari total 33 km yang telah rampung. Hal ini menunjukkan masih ada pekerjaan rumah yang cukup besar dalam pengendalian banjir di wilayah tersebut.
Penanganan Terpadu Sungai Cileungsi, Cikeas, dan Kali Bekasi
Wamen PU menekankan pentingnya penanganan terpadu untuk Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas, dan Kali Bekasi. Beliau menjelaskan bahwa ketiga sungai tersebut saling berkaitan dan penanganan Kali Bekasi tidak bisa dilepaskan dari kondisi Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas yang menjadi sumber aliran utamanya. Oleh karena itu, strategi komprehensif dibutuhkan untuk mengatasi masalah banjir secara efektif dan berkelanjutan.
Sebagai solusi jangka panjang, pemerintah berencana membangun delapan kolam retensi tambahan di wilayah Bekasi dan Bogor. Kolam retensi ini diharapkan mampu menampung debit air yang berlebihan saat musim hujan, sehingga dapat mengurangi risiko banjir yang terjadi di pemukiman warga. Pembangunan infrastruktur ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman banjir.
Wamen PU juga menyampaikan apresiasi kepada KP2C atas kontribusinya dalam membantu masyarakat terdampak banjir. KP2C telah berperan aktif dalam mitigasi risiko banjir dan memberikan dukungan kepada warga yang terkena dampak bencana alam tersebut.
Sistem Peringatan Dini Banjir KP2C
Ketua KP2C, Puarman, menyambut baik pernyataan Wamen PU tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pernyataan Wamen PU sangat dinantikan oleh masyarakat, khususnya 7.200 kepala keluarga (KK) warga Desa Bojongkulur yang terdampak banjir Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas. "Kami gembira sekali Bu Wamen menyebutkan secara spesifik Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas termasuk prioritas penanganan," ungkap Puarman.
Puarman juga menjelaskan efektivitas Sistem Peringatan Dini Banjir KP2C dalam memitigasi bencana. Sistem ini mampu memberikan peringatan dini tiga jam sebelum banjir datang, sehingga warga dapat melakukan evakuasi mandiri dan menghindari korban jiwa. Hal ini menunjukkan pentingnya peran teknologi dan sistem peringatan dini dalam mengurangi dampak bencana alam.
Dengan adanya komitmen pemerintah dan peran aktif komunitas seperti KP2C, diharapkan penanganan banjir di wilayah Jabodetabekpunjur dapat lebih efektif dan terintegrasi. Pembangunan infrastruktur, pengelolaan DAS yang terpadu, dan sistem peringatan dini yang handal merupakan kunci dalam mengurangi dampak banjir dan melindungi masyarakat dari risiko bencana.
Ke depannya, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberhasilan program pengendalian banjir ini. Partisipasi aktif semua pihak akan sangat menentukan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan terhindar dari ancaman banjir.