Surabaya Targetkan 500 Tempat Pemilahan Sampah di 2025
Pemkot Surabaya berambisi membangun 500 tempat pemilahan sampah di tingkat RW pada 2025 untuk mengatasi masalah sampah dan menjaga kebersihan Sungai Kalimas sebagai sumber air PDAM.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menetapkan target ambisius dalam pengelolaan sampah: membangun 500 tempat pemilahan sampah di tingkat Rukun Warga (RW) pada tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya komprehensif untuk mengatasi permasalahan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan kota. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengumumkan target tersebut pada Sabtu, 3 Mei 2024, di sela-sela peringatan Hari Bumi Sedunia. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pengurangan sampah, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan kas RW melalui pengelolaan bank sampah.
"Hari ini sudah berjalan di 50 RW, tapi target kami di tahun ini ada di 500 RW. Nantinya beberapa RW itu akan disediakan bank sampah, setelah pengelolaan bank sampah ini berjalan maka bisa memberikan pemasukan untuk kas RW," ungkap Wali Kota Eri Cahyadi.
Peringatan Hari Bumi Sedunia di Surabaya diwarnai dengan aksi bersih-bersih Sungai Kalimas di Taman Asreboyo, yang melibatkan Pemkot Surabaya, PDAM Surya Sembada, dan Pokja Wartawan Taman Surya (Potas). Kegiatan ini menyoroti pentingnya menjaga kebersihan sungai sebagai sumber air baku PDAM dan menekankan partisipasi aktif warga dalam menjaga lingkungan.
Upaya Menjaga Kebersihan Sungai Kalimas
Wali Kota Eri Cahyadi menekankan pentingnya menjaga kebersihan Sungai Kalimas, mengingat 93 persen airnya digunakan sebagai bahan baku air PDAM. Beliau mengajak warga untuk tidak membuang sampah ke sungai agar kualitas air tetap terjaga dan biaya pengelolaan PDAM tidak membengkak. "Saya minta tolong, sungai ini 93 persen itu (airnya) menjadi bahan baku pembuatan air PDAM. Semakin sungai ini tercemar dan kotor, maka pengelolaan PDAM semakin susah, semakin mahal. Warga Suroboyo tidak ingin harga PDAM mahal, nah kalau nggak ingin mahal maka ayo dijaga sungainya, jangan sampai kotor dan buang sampah di sungai," tegasnya.
Pemkot Surabaya tidak hanya mengandalkan kesadaran warga, tetapi juga mengambil langkah konkret. Koordinasi dengan Jasa Tirta dilakukan untuk mengawasi bangunan di sekitar bantaran Sungai Kalimas guna mencegah pencemaran. Selain itu, Pemkot berencana menambah taman di sepanjang bantaran sungai untuk memperindah dan melestarikan lingkungan.
Pemkot juga berkoordinasi dengan camat, lurah, dan warga untuk merapikan barang-barang yang berserakan di bantaran sungai. "Nanti kita buatkan taman, kalau sudah ada pohon yang rindang kita biarkan, kemudian kita kasih pohon pucuk merah, sehingga jadi bagus. Tapi sekarang bisa dilihat, di pinggiran sungai itu masih banyak kayu (berserakan tidak rapi), nah, sekarang lagi diambil (ditertibkan) Satpol PP," jelas Wali Kota Eri Cahyadi.
Konsentrasi pada Pelestarian Air
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Dedik Irianto, menjelaskan bahwa konsentrasi Pemkot Surabaya dalam memperingati Hari Bumi Sedunia tahun ini difokuskan pada pelestarian lingkungan air, khususnya Sungai Kalimas. Hal ini didasarkan pada peran vital sungai sebagai sumber air baku PDAM Surabaya.
"Pemkot Surabaya tetap konsisten menjaga bumi ini, karena salah satu unsur paling penting di bumi ini adalah air. Karena sehari-harinya manusia tidak lepas dari kebutuhan air," tutur Dedik Irianto. Langkah-langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan, dengan harapan dapat menciptakan Surabaya yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Target 500 tempat pemilahan sampah di tingkat RW pada tahun 2025 merupakan langkah signifikan dalam upaya tersebut. Dengan melibatkan warga secara aktif melalui pengelolaan bank sampah, diharapkan program ini tidak hanya efektif dalam mengurangi sampah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.