Pemprov DKI Prioritaskan Pengelolaan Sampah di RKPD 2026
Pemprov DKI Jakarta menetapkan pengelolaan sampah sebagai program prioritas di Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026, dengan alokasi anggaran yang signifikan untuk mengurangi beban TPST Bantargebang dan mengoptimalkan peran bank sampah.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan pengelolaan sampah sebagai program prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026. Hal ini diumumkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, pada Jumat lalu di Jakarta. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap permasalahan sampah yang telah lama menjadi isu krusial di ibukota.
Asep Kuswanto menjelaskan bahwa pengelolaan sampah akan menjadi fokus utama di tahun 2026, dengan alokasi anggaran yang besar untuk penanganan sampah dari sumbernya. Langkah ini merupakan upaya signifikan untuk mengatasi permasalahan sampah yang mencapai 8.000 ton per hari di Jakarta.
Pemprov DKI Jakarta akan mengoptimalkan berbagai strategi pengelolaan sampah, termasuk konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) melalui program TPS 3R dan pengembangan bank sampah di tingkat Rukun Warga (RW). Strategi ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Optimalisasi Bank Sampah dan Dukungan DPRD
Komisi D DPRD DKI Jakarta turut mendukung langkah Pemprov DKI Jakarta dengan mendorong optimalisasi peran bank sampah di seluruh RW. Ketua Komisi D, Yuke Yurike, menyatakan bahwa hal ini sejalan dengan rencana Pemprov DKI untuk membentuk 870 bank sampah baru dan mengaktifkan kembali 852 bank sampah yang sudah ada.
Yuke Yurike menekankan pentingnya peran bank sampah dalam mengedukasi masyarakat dan mengajak mereka aktif terlibat dalam pengolahan sampah dari sumbernya. "Terkait bank sampah yang memang kita kan juga diminta pak gubernur di seluruh RW yang belum harus memiliki bank sampah," ujarnya.
Dengan mengoptimalkan bank sampah, diharapkan beban TPST Bantargebang dapat berkurang secara signifikan. Bank sampah akan menjadi ujung tombak dalam mengolah sampah sebelum sampai ke TPST, sehingga mengurangi volume sampah yang harus diolah di tempat pembuangan akhir tersebut.
Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Dengan partisipasi aktif masyarakat, pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan dapat terwujud.
Strategi Pengelolaan Sampah Terpadu
Pemprov DKI Jakarta menyadari bahwa pengelolaan sampah membutuhkan strategi terpadu dan komprehensif. Selain optimalisasi bank sampah dan program 3R, upaya lain yang akan dilakukan antara lain:
- Peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah.
- Penegakan peraturan terkait pengelolaan sampah.
- Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.
- Pengembangan teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan.
Dengan komitmen dan strategi yang terukur, Pemprov DKI Jakarta optimistis dapat mengatasi permasalahan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat di Jakarta pada tahun 2026 dan seterusnya. Suksesnya program ini sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Pengelolaan sampah yang efektif tidak hanya akan mengurangi beban lingkungan, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong ekonomi sirkular di Jakarta. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat Jakarta.