Lebih dari 1.800 RW di Jakarta Miliki Bank Sampah, Upaya Kurangi Sampah di TPA
Dinas LH DKI Jakarta mengungkap lebih dari 1.800 RW telah memiliki bank sampah, namun masih ada ratusan yang tak aktif, sehingga Pemprov DKI berupaya reaktivasi dan membentuk bank sampah baru.

Jakarta, 21 Maret 2024 - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Upaya terbaru ini difokuskan pada peningkatan jumlah dan aktivitas bank sampah di tingkat Rukun Warga (RW). Sebanyak 1.878 dari total 2.748 RW di Jakarta kini telah memiliki bank sampah, sebuah langkah signifikan dalam pengelolaan sampah perkotaan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengungkapkan bahwa meskipun jumlah RW dengan bank sampah terbilang banyak, masih terdapat tantangan yang perlu diatasi. Dari total 2.287 bank sampah yang tercatat, sebanyak 852 di antaranya dinyatakan tidak aktif. Hal ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih efektif untuk memastikan keberlanjutan program bank sampah.
Program bank sampah merupakan bagian integral dari program percepatan penanganan sampah DKI Jakarta. Pembentukan dan reaktivasi bank sampah menjadi fokus utama, bertujuan untuk mencapai target minimal satu bank sampah di setiap RW. Dengan demikian, diharapkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat ditingkatkan secara signifikan.
Reaktivasi dan Pembentukan Bank Sampah Baru
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk mengatasi permasalahan bank sampah yang tidak aktif. Sebanyak 852 bank sampah yang tidak aktif akan direaktivasi, dan direncanakan akan dibentuk 870 bank sampah baru. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di tingkat RW dan mengurangi beban TPA.
Kegiatan simbolis pembentukan dan reaktivasi bank sampah dilakukan di TPS 3R Semper, Jakarta Utara. Kegiatan ini menandai komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, turut hadir dalam peresmian tersebut. Beliau menekankan pentingnya peran bank sampah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Dengan mengoptimalkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) atau kurangi, pakai kembali, dan daur ulang, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dalam memilah dan mengelola sampah rumah tangga.
Pentingnya Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Suksesnya program bank sampah sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam memilah sampah dan memanfaatkan bank sampah di lingkungan masing-masing. Dengan demikian, upaya pemerintah dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA akan lebih efektif.
Program ini juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh warga Jakarta. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan target pengurangan sampah di TPA dapat tercapai.
Lebih lanjut, DLH DKI Jakarta akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja bank sampah. Hal ini bertujuan untuk memastikan program berjalan efektif dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan untuk keberhasilan program ini.
Dengan adanya program ini, diharapkan Jakarta dapat menjadi kota yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi permasalahan sampah di Jakarta.