Rano Karno Harap Pengelolaan Sampah Jadi Budaya Warga Jakarta
Wagub Rano Karno berharap pengelolaan sampah bertanggung jawab menjadi budaya warga Jakarta untuk mengurangi volume sampah di TPST Bantar Gebang dan mendukung Jakarta sebagai kota global.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyampaikan harapannya agar pengelolaan sampah yang bertanggung jawab menjadi budaya dan gaya hidup masyarakat Jakarta. Hal ini disampaikannya pada Jumat di Jakarta, dengan tujuan mengurangi volume sampah yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Rano menekankan pentingnya hal ini dalam rangka menyambut 500 tahun Kota Jakarta dan menjadi modal utama dalam pengembangan Jakarta sebagai kota global.
Permasalahan sampah di Jakarta memang sudah berlangsung lama, dengan volume sampah mencapai 8.000 ton per hari. Rano Karno mengingatkan akan keterbatasan daya tampung TPST Bantar Gebang jika warga Jakarta tidak melakukan pemilahan sampah. "Bisa dibayangkan, kalau Jakarta tidak memilah sampah, tentu daya tampung yang ada di TPST Bantar Gebang suatu saat juga tidak akan bisa menampung," kata Rano.
Wagub Rano juga mengapresiasi kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, dan komunitas lingkungan, dalam pengelolaan sampah terintegrasi dari hulu hingga hilir. Kolaborasi ini diwujudkan melalui berbagai program, seperti tempat pengolahan sampah berkonsep reduce, reuse, recycle (TPS 3R) dan bank sampah di tingkat RW.
Upaya Mengatasi Masalah Sampah Jakarta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengatasi permasalahan sampah yang selama ini menjadi tantangan besar. Salah satu strategi yang dijalankan adalah dengan mendorong peran aktif masyarakat dalam pemilahan sampah dari rumah. Hal ini diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPST Bantar Gebang dan TPS 3R.
Program TPS 3R dan bank sampah diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengelolaan sampah, tetapi juga sebagai pusat edukasi. Tujuannya adalah untuk membangun kebiasaan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab di masyarakat. Dengan demikian, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah dapat meningkat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam pemilahan sampah. Ia menyatakan bahwa tanpa peran aktif masyarakat, masalah sampah di Jakarta tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program pengelolaan sampah di Jakarta.
Pentingnya Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Partisipasi aktif masyarakat merupakan kunci utama dalam keberhasilan program pengelolaan sampah di Jakarta. Dengan melakukan pemilahan sampah dari rumah, masyarakat dapat berkontribusi secara langsung dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke TPST Bantar Gebang dan TPS 3R. Hal ini juga akan membantu dalam mengoptimalkan proses daur ulang dan mengurangi beban lingkungan.
Selain itu, edukasi dan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang baik perlu terus ditingkatkan. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang komprehensif tentang pentingnya memilah sampah, manfaat daur ulang, dan dampak negatif dari sampah terhadap lingkungan. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah.
Keberhasilan program pengelolaan sampah di Jakarta tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif seluruh warga Jakarta. Dengan bekerja sama, diharapkan Jakarta dapat menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan ramah lingkungan.
Melalui program-program yang telah dan akan dijalankan, diharapkan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dapat menjadi budaya dan gaya hidup warga Jakarta. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan mendukung terwujudnya Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.