Wali Kota Jaksel Ajak Warga Olah Sampah: Kurangi Sampah Jakarta 7.500 Ton Per Hari!
Wali Kota Jakarta Selatan mengajak warga dan pegiat lingkungan untuk mengolah sampah guna mengurangi volume sampah Jakarta yang mencapai 7.500 ton per hari dan menciptakan kota yang bersih.

Jakarta, 21 Februari 2024 - Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Munjirin, meluncurkan seruan kepada warga dan seluruh pegiat lingkungan di Jakarta Selatan untuk aktif mengolah sampah rumah tangga. Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mengatasi permasalahan sampah di Jakarta yang jumlahnya mencapai angka yang mengkhawatirkan.
Dalam diskusi publik bertajuk 'Hari Peduli Sampah Nasional' yang diselenggarakan Forum Pemuda Peduli Jakarta (FPPJ) di Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Munjirin menekankan pentingnya peran serta masyarakat. Ia menyatakan, "Kami Pemerintah Kota Jakarta Selatan mengajak seluruh pegiat lingkungan dan warga masyarakat tanpa terkecuali, untuk melakukan pengolahan sampah yang dihasilkannya melalui proses pemilahan sampah."
Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST). Dengan mengurangi sampah yang masuk ke TPST, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi seluruh warga Jakarta Selatan. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk menciptakan kota yang lebih ramah lingkungan.
Pengolahan Sampah: Solusi untuk Jakarta yang Lebih Bersih
Munjirin memaparkan berbagai metode pengolahan sampah yang dapat diterapkan oleh warga. "Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya melalui Bidang Pengelolaan Sampah RW (BPS), Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R), bank sampah, komposting dan juga maggot," jelasnya. Metode-metode ini menawarkan solusi praktis dan efektif untuk mengolah sampah di tingkat rumah tangga maupun komunitas.
Lebih lanjut, ia juga mengajak para pegiat lingkungan untuk lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi yang efektif akan meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam upaya pengolahan sampah. Partisipasi aktif masyarakat sangat krusial untuk keberhasilan program ini.
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menyadari bahwa permasalahan sampah merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pegiat lingkungan, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Data Sampah Jakarta dan Program Percontohan
Data yang dihimpun menunjukkan bahwa volume sampah di Jakarta mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu 7.500 ton per hari. Angka ini menunjukkan urgensi dari program pengolahan sampah yang digagas oleh Wali Kota Jakarta Selatan.
Sumber sampah di Jakarta beragam. Kawasan permukiman menyumbang 60 persen dari total sampah, sementara sisanya berasal dari dunia usaha dan industri (29 persen). Untuk itu, program percontohan akan diterapkan di sektor hotel, restoran, dan kafe (Horeka) dengan menekankan pemilahan sampah dan retribusi bagi pelaku usaha agar pengelolaan limbah lebih terkendali.
Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sektor usaha lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam mengurangi volume sampah di Jakarta. Dengan adanya retribusi, diharapkan pelaku usaha Horeka akan lebih termotivasi untuk memilah sampah dan mengolahnya dengan baik.
Dengan berbagai strategi dan kolaborasi yang terintegrasi, diharapkan permasalahan sampah di Jakarta dapat teratasi secara bertahap. Partisipasi aktif dari seluruh warga Jakarta sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Jakarta yang bersih, sehat, dan nyaman untuk generasi mendatang.