Tahukah Anda? CORE Dorong Pengetatan Impor Demi Lindungi Industri Domestik dari Serbuan Barang Ilegal
Center of Reform on Economics (CORE) mendesak pemerintah melakukan pengetatan impor untuk menyelamatkan industri domestik dari gempuran produk ilegal murah. Apa saja rekomendasinya?

Center of Reform on Economics (CORE) mendorong pemerintah untuk segera melakukan pengetatan impor. Langkah ini penting untuk melindungi industri domestik dari serbuan produk ilegal dan murah yang membanjiri pasar.
Rekomendasi strategis ini disampaikan dalam laporan CORE Mid-Year Economic Review 2025. Laporan tersebut dirilis di Jakarta pada Jumat, 25 Juli, menyoroti urgensi kebijakan ekonomi.
Pengetatan verifikasi impor melalui keterlibatan jasa testing, inspection, and certification (TIC) menjadi fokus utama. Ini diharapkan mampu membendung masuknya barang-barang yang merugikan produsen dalam negeri.
Perlindungan Industri Melalui Subsidi dan Verifikasi Ketat
CORE menyoroti pentingnya pengetatan verifikasi impor yang lebih ketat. Jasa testing, inspection, and certification (TIC) harus dilibatkan secara komprehensif. Ini bertujuan untuk membendung masuknya produk ilegal dan murah yang merugikan industri.
Selain itu, CORE merekomendasikan penambahan anggaran subsidi. Subsidi ini ditujukan untuk industri kunci seperti makanan-minuman, petrokimia, logam dasar, dan elektronik. Tujuannya adalah menekan biaya produksi agar industri dalam negeri mampu bersaing.
Subsidi energi dan infrastruktur pendukung dapat menjadi bentuk dukungan yang signifikan. Langkah ini krusial untuk menciptakan daya saing yang lebih baik bagi produk lokal di pasar global.
Optimalisasi Penyerapan Produk Lokal dan Hilirisasi
Optimalisasi penyerapan produk lokal juga menjadi perhatian utama CORE dalam laporannya. Pemerintah, melalui Bulog, didorong untuk menambah komoditas strategis. Komoditas tersebut termasuk jagung dan daging ayam, tidak hanya beras.
Pemberian subsidi kepada industri hilir juga direkomendasikan secara tegas. Ini agar mereka memprioritaskan penggunaan bahan baku domestik. Contohnya, subsidi jagung untuk pakan ternak skala kecil.
Langkah ini diharapkan dapat menekan biaya operasional peternak secara signifikan. Percepatan hilirisasi komoditas pertanian menjadi produk bernilai tambah juga ditekankan sebagai prioritas nasional.
Membangun Keterkaitan dan Modernisasi Teknologi
CORE menekankan pentingnya membangun keterkaitan yang kuat dan berkelanjutan. Keterkaitan ini harus terjalin antara petani/peternak dengan industri menengah-besar secara sinergis.
Dukungan modernisasi teknologi dinilai krusial untuk peningkatan kualitas dan efisiensi. Ini mencakup tahap produksi, pasca-panen, hingga pengolahan produk. Tujuannya adalah meningkatkan daya saing produk lokal di pasar.
Strategi ini perlu segera dilakukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Ini juga penting untuk menjaga momentum pertumbuhan, terutama setelah perlambatan pertumbuhan pada kuartal I 2025.
Proyeksi Perlambatan Ekonomi dan Tantangan ke Depan
CORE memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami perlambatan. Pada kuartal II 2025, diperkirakan berada di kisaran 4,7 - 4,8 persen. Angka ini turun dari 4,87 persen yang tercatat pada kuartal I.
Perlambatan ini dipicu oleh beberapa masalah fundamental. Konsumsi rumah tangga terus melemah, belanja pemerintah mengalami kontraksi, dan pertumbuhan investasi masih lamban. Ini menimbulkan tantangan serius bagi perekonomian.
Untuk keseluruhan tahun 2025, pertumbuhan diperkirakan berada di level 4,6 - 4,8 persen. Langkah pengetatan impor dan dukungan industri domestik diharapkan dapat mengatasi tantangan ini secara efektif.