Tahukah Anda? Ketimpangan Ekonomi Papua Barat Menurun, Indeks Gini Capai Angka Positif
Ketimpangan Ekonomi Papua Barat menunjukkan perbaikan signifikan. Indeks Gini di provinsi ini menurun menjadi 0,374 pada Maret 2025, menandakan distribusi pengeluaran yang lebih merata.

Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Barat melaporkan adanya perbaikan signifikan dalam ketimpangan ekonomi di provinsi tersebut. Pada Maret 2025, Indeks Gini Papua Barat tercatat sebesar 0,374. Angka ini menunjukkan penurunan yang positif dibandingkan periode sebelumnya.
Penurunan Indeks Gini ini mengindikasikan distribusi pengeluaran rumah tangga yang semakin merata. Baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, kondisi ekonomi masyarakat menunjukkan perbaikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Papua Barat, Merry, dalam konferensi pers di Manokwari.
Data terbaru ini dirilis pada Jumat, 26 Juli 2024, di Manokwari. Perbaikan ini merupakan kabar baik bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Program-program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan mulai menunjukkan dampak nyata.
Tren Penurunan Indeks Gini di Papua Barat
Indeks Gini adalah indikator penting yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan atau pengeluaran suatu wilayah. Nilai indeks yang mendekati nol menunjukkan distribusi yang lebih merata. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu mengindikasikan ketimpangan yang tinggi. Pemahaman terhadap Indeks Gini sangat krusial dalam menilai keberhasilan kebijakan ekonomi.
Kepala BPS Papua Barat, Merry, menjelaskan bahwa rasio Gini pada Maret 2025 turun 0,011 poin. Angka ini lebih rendah dibandingkan September 2024 yang berada di angka 0,385. Penurunan ini mencerminkan peningkatan pemerataan ekonomi di Papua Barat. Perbaikan ini menandakan adanya pergeseran positif dalam struktur pengeluaran masyarakat.
Penurunan ketimpangan ini tidak hanya terjadi di satu sektor, melainkan merata. Rasio Gini di wilayah perkotaan tercatat 0,279, lebih rendah dari 0,296 pada September 2024. Di pedesaan, rasio Gini juga menurun dari 0,416 menjadi 0,409 pada periode yang sama. Data ini menunjukkan bahwa upaya pemerataan telah menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
Meskipun tingkat ketimpangan masih tergolong sedang, tren penurunan ini adalah sinyal positif yang patut diapresiasi. Ini menunjukkan bahwa program pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial mulai memberikan hasil. Upaya pemerintah dalam mengurangi disparitas ekonomi semakin efektif dan berdampak langsung pada kesejahteraan.
Dampak Program Pengentasan Kemiskinan dan Distribusi Pengeluaran
Provinsi Papua Barat saat ini menduduki peringkat kedelapan secara nasional dalam hal ketimpangan ekonomi. Provinsi ini berada di bawah Nusa Tenggara Timur. Papua Barat tidak termasuk dalam tujuh provinsi dengan rasio Gini di atas rata-rata nasional, yaitu 0,375. Posisi ini menunjukkan bahwa Papua Barat memiliki kondisi ketimpangan yang relatif lebih baik dibandingkan beberapa provinsi lain.
Penurunan Indeks Gini ini menjadi bukti nyata dampak positif dari berbagai program pengentasan kemiskinan. Program-program tersebut dijalankan oleh pemerintah daerah dan pusat. Ini menunjukkan komitmen dalam mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat. Keberhasilan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas.
Data BPS juga menunjukkan perubahan signifikan dalam proporsi pengeluaran masyarakat. Pada Maret 2025, bagian pengeluaran 40 persen penduduk terbawah adalah 17,2 persen. Angka ini menurun 1,68 persen dibandingkan September 2024. Penurunan ini mengindikasikan bahwa kelompok termiskin mengalami peningkatan pengeluaran yang lebih lambat dibandingkan kelompok lain.
Sementara itu, bagian pengeluaran 40 persen kelompok menengah mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Dari 35,48 persen pada September 2024, angka ini naik menjadi 37,25 persen pada Maret 2025. Untuk kelompok 20 persen teratas, terjadi sedikit penurunan 0,08 persen, dari 45,81 persen menjadi 45,73 persen. Pergeseran ini menunjukkan adanya perbaikan distribusi pengeluaran secara keseluruhan.