Tahukah Anda? Menteri Imipas Serukan Seluruh Lapas Wajib Sukseskan Program Ketahanan Pangan Nasional
Menteri Imipas Agus Andrianto tegaskan seluruh lapas di Indonesia wajib sukseskan program ketahanan pangan. Bagaimana lapas berkontribusi pada kedaulatan pangan nasional?

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto menyerukan seluruh jajaran di setiap lembaga pemasyarakatan (lapas) untuk menyukseskan program ketahanan pangan. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kesejahteraan seluruh warga Indonesia. Seruan ini disampaikan pada Senin, 28 Juli, dalam sebuah konferensi pers.
Lokasi konferensi pers tersebut bertempat di Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) L'Sima Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Agus Andrianto menekankan pentingnya optimalisasi lahan aset yang dimiliki lapas untuk mendukung produksi pangan. Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan pangan yang berkelanjutan dan mandiri.
Program ketahanan pangan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Dengan memanfaatkan potensi lahan yang ada di lingkungan lapas, diharapkan dapat tercipta ekosistem produksi pangan yang efisien dan berkelanjutan. Ini juga menjadi langkah konkret dalam mendukung visi pemerintah untuk kemandirian pangan.
Optimalisasi Lahan Aset Lapas untuk Ketahanan Pangan
Menteri Imipas Agus Andrianto secara tegas meminta setiap jajaran lapas untuk mengoptimalkan keberadaan lahan aset yang mereka miliki. Lahan-lahan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan produktif, mulai dari penanaman tanaman pangan seperti buah dan sayuran, hingga pembangunan kandang hewan ternak. Inisiatif ini merupakan wujud nyata partisipasi Kementerian Imipas dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan.
Agus Andrianto menyoroti bahwa Indonesia dikaruniai alam yang sangat subur, iklim yang baik, dan pasokan air yang melimpah. Kondisi geografis ini sangat mendukung pengembangan sektor pertanian dan peternakan di lingkungan lapas. Dengan demikian, potensi besar ini harus dimaksimalkan untuk kepentingan nasional.
Komitmen untuk berpartisipasi dalam program ketahanan pangan ini tidak hanya sebatas seruan, tetapi juga diikuti dengan arahan konkret. Setiap lapas didorong untuk berinovasi dalam memanfaatkan setiap jengkal lahan yang tersedia. Hal ini mencakup perencanaan jenis komoditas yang sesuai dengan kondisi lokal serta potensi pasar yang dapat menyerap hasil produksi.
SAE L'Sima Ngajum: Percontohan Ketahanan Pangan Lapas
Pengembangan lahan di SAE L'Sima Ngajum, fasilitas milik Lapas Kelas I Malang, telah menunjukkan konsep ketahanan pangan yang berjalan sangat baik. Fasilitas yang berlokasi di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang ini, telah memiliki kebutuhan lengkap untuk menyukseskan program ketahanan pangan. Berbagai kerja sama telah terjalin untuk mendukung keberlanjutan program ini.
SAE L'Sima Ngajum telah berhasil mengembangkan berbagai komoditas dan kegiatan produktif. Beberapa di antaranya meliputi:
- Penanaman edamame dan kubis untuk ekspor.
- Pelatihan dari mahasiswa yang melaksanakan program kuliah kerja nyata (KKN).
- Peternakan sapi, ayam, dan kambing.
- Perikanan budidaya ikan lele dan nila.
Fasilitas ini memiliki total lahan seluas 20,5 hektare, dengan alokasi khusus untuk pertanian seperti lahan padi gogo seluas 1 hektare, jagung seluas 2,5 hektare, dan kacang tanah seluas 4,5 hektare. Keberhasilan SAE L'Sima ini diharapkan dapat menjadi model yang dapat diterapkan di fasilitas milik lapas di daerah lain, demi menyukseskan program ketahanan pangan secara lebih luas.
Hasil produksi dari kegiatan ini direncanakan akan diserap oleh penyedia bahan makanan di lapas terkait. Mekanisme ini tidak hanya menciptakan kemandirian pangan, tetapi juga dapat mengurangi biaya operasional lapas dan memberikan manfaat ekonomi langsung.
Visi Masa Depan dan Dampak Sosial Ekonomi
Kepala Kantor Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiono, menyatakan bahwa SAE L'Sima Ngajum diproyeksikan menjadi pusat ketahanan pangan pemasyarakatan se-Jawa Timur. Proyeksi ini menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan fasilitas ini sebagai pusat pembelajaran dan pengembangan bagi lapas lain di wilayah tersebut. Ini merupakan kerja sama bersama yang membutuhkan sinergi dari berbagai pihak.
Realisasi rencana ini memang tidak mudah, mengingat perlu perhitungan cermat terkait kebutuhan jumlah warga binaan yang akan ditempatkan di sana. Penempatan warga binaan harus sesuai ketentuan, yaitu minimal telah menjalani setengah masa pidana, berkelakuan baik, menunjukkan tingkat penurunan risiko, dan memiliki penjamin. Hal ini karena penempatan di SAE L'Sima merupakan bagian dari program asimilasi.
Keberadaan SAE L'Sima ke depannya diharapkan akan memberikan dampak nyata bagi perekonomian masyarakat sekitar. Selain menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha, fasilitas ini juga dapat menjadi sumber pasokan pangan lokal yang stabil. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada kemandirian lapas, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan komunitas di sekitarnya.