Target Ambisius Rejang Lebong: Strategi Penurunan Stunting Menuju Satu Digit
Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menyusun strategi ambisius untuk percepatan penurunan stunting, menargetkan angka di bawah 10% dengan intervensi anggaran khusus.

Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, kini tengah gencar menyusun strategi komprehensif. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah tersebut. Target ambisius ditetapkan untuk menekan prevalensi hingga di bawah 10 persen.
Wakil Bupati Rejang Lebong, Hendri Praja, memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Rapat penting ini menegaskan perlunya intervensi anggaran khusus. Hal ini serupa dengan kebijakan yang telah diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Strategi ini merupakan tindak lanjut dari rapat tingkat Provinsi Bengkulu yang membahas isu krusial. Selain penurunan stunting, fokus juga diberikan pada pengurangan angka kemiskinan. Penghapusan kemiskinan ekstrem juga menjadi prioritas utama.
Target Ambisius dan Perkembangan Prevalensi Stunting
Kabupaten Rejang Lebong menargetkan prevalensi stunting dapat ditekan hingga satu digit, yaitu di bawah 10 persen. Target ini menjadi prioritas utama dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Pencapaian angka tersebut membutuhkan kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Data prevalensi stunting di Rejang Lebong menunjukkan fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024, angkanya mencapai 24,7 persen. Angka ini merupakan penurunan dari 28,6 persen pada tahun 2023.
Meskipun demikian, prevalensi tahun 2024 masih lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang sebesar 20,2 persen. Sementara itu, pada tahun 2021, angka stunting tercatat sebesar 26 persen. Fluktuasi ini menunjukkan kompleksitas tantangan dalam upaya penurunan stunting.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Efektivitas Program
Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3APPKB) Rejang Lebong, Agusti Al Ansar, menjelaskan strategi baru. Penurunan stunting tahun ini akan dilaksanakan secara kolaboratif. Keterlibatan lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi kunci utama.
Seluruh jajaran yang tergabung dalam TPPS diminta untuk aktif mengawal dan mengawasi program. Tim TPK, bidan desa, kader BKB, ahli gizi, dan kader posyandu akan dilibatkan secara maksimal. Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat pencapaian target.
Anggaran program penurunan stunting tersebar di beberapa pos. Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025 dialokasikan sebesar Rp4,3 miliar. Jumlah ini hampir sama dengan alokasi pada tahun 2024.
Menurut Agusti Al Ansar, meskipun anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat cukup besar, angka stunting masih menjadi perhatian. Kondisi ini menunjukkan perlunya strategi yang lebih efektif. Pendekatan baru diharapkan dapat mengatasi tantangan yang ada.
Langkah Konkret dan Harapan ke Depan
Setiap OPD, serta lembaga seperti Baznas, Kemenag, dan Loka POM, diminta menyiapkan langkah konkret. Ini mencakup penggunaan anggaran yang tepat sasaran. Sosialisasi masif juga menjadi bagian penting dari upaya ini.
Pemberian makanan tambahan (PMT) merupakan salah satu program yang ditekankan. Program-program lainnya juga diharapkan dapat berkontribusi signifikan. Semua pihak diharapkan bergerak serentak untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan strategi yang terpadu dan pengawasan yang ketat, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong optimis. Mereka yakin dapat mencapai target penurunan stunting. Harapannya, generasi mendatang di Rejang Lebong dapat tumbuh sehat dan optimal.