Teknologi Bedah Robotik Milik Bundamedik Pacu Transformasi Layanan Kesehatan di Indonesia
Penerapan teknologi bedah robotik generasi kedua oleh Bundamedik menandai era baru layanan kesehatan di Indonesia, ditandai dengan peningkatan presisi, minimalisasi risiko, dan percepatan pemulihan pasien.

Jakarta, 30 April 2025 (ANTARA) - Direktur Utama Bundamedik, Agus Heru Darjono, mengumumkan adopsi resmi teknologi bedah robotik generasi kedua di fasilitas kesehatan Indonesia. Langkah ini merupakan strategi untuk memodernisasi layanan kesehatan nasional, meningkatkan presisi, dan memprioritaskan pemulihan pasien. Inovasi ini bukan hanya sekadar teknologi canggih, tetapi juga investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan kompetensi tenaga medis Indonesia.
Penggunaan teknologi bedah robotik generasi kedua ini diklaim menawarkan sejumlah keunggulan signifikan. Pelopor bedah robotik Indonesia, dr. Ivan Rizal Sini, menjelaskan bahwa sistem ini merupakan penyempurnaan dari sistem generasi pertama yang telah ada di RSU Bunda Jakarta. Keunggulannya meliputi lengan robotik dengan jangkauan gerak 360 derajat dan stabilitas tinggi, kamera 3D beresolusi tinggi yang mampu memperbesar area operasi hingga 10 kali lipat, serta kemampuan mereduksi tremor tangan dokter selama operasi.
Metode bedah robotik ini juga menawarkan keuntungan berupa sayatan yang jauh lebih kecil, hanya 5-10 milimeter, dibandingkan dengan bedah konvensional yang membutuhkan sayatan sepanjang 10-20 sentimeter. Minimnya sayatan ini secara signifikan mengurangi risiko perdarahan dan infeksi, serta menjaga fungsi organ agar tetap optimal setelah operasi. Hal ini juga berkontribusi pada waktu pemulihan pasien yang lebih singkat.
Keunggulan Bedah Robotik Generasi Kedua
Sistem bedah robotik generasi kedua yang diadopsi Bundamedik menawarkan sejumlah peningkatan signifikan dibandingkan pendahulunya. Lengan robotik yang lebih canggih memungkinkan gerakan yang lebih presisi dan fleksibel selama prosedur bedah. Kamera 3D beresolusi tinggi memberikan visualisasi yang lebih detail dan jelas bagi tim medis, sehingga meningkatkan akurasi operasi. Fitur pereduksi tremor juga sangat membantu dalam memastikan ketepatan gerakan, bahkan dalam operasi yang kompleks.
Lebih lanjut, metode minimal invasif yang diterapkan dalam bedah robotik ini menghasilkan sejumlah manfaat bagi pasien. Sayatan yang sangat kecil meminimalkan trauma pada jaringan tubuh, mengurangi rasa sakit pascaoperasi, dan mempercepat proses penyembuhan. Risiko perdarahan dan infeksi juga berkurang secara signifikan, sehingga meningkatkan keselamatan pasien.
Sejak tahun 2012, teknologi bedah robotik telah membantu lebih dari 750 pasien di Indonesia melalui prosedur minimal invasif. Dengan adopsi teknologi generasi kedua ini, diharapkan akan semakin banyak pasien yang dapat merasakan manfaatnya.
Penguatan Ekosistem dan Pelatihan Tenaga Medis
Bundamedik tidak hanya fokus pada adopsi teknologi, tetapi juga pada pengembangan ekosistem pelatihan bagi tenaga medis Indonesia. Lebih dari 100 dokter telah mengikuti lokakarya bedah robotik bertajuk 'The Latest Innovation In Surgical Field' pada 28-30 April 2025. Lokakarya ini mencakup sesi teori, simulasi langsung, dan diskusi studi kasus dari berbagai spesialisasi, seperti digestif, urologi, obgyn, dan toraks. Para peserta juga mendapatkan Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Kementerian Kesehatan.
Saat ini, lebih dari 16 dokter dari berbagai spesialisasi telah tergabung dalam layanan bedah robotik Bundamedik. Bundamedik berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan ini melalui pelatihan berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi kedokteran modern. Hal ini memastikan bahwa tenaga medis Indonesia selalu memiliki keahlian dan pengetahuan terkini dalam bidang bedah robotik.
Dengan pelatihan yang intensif dan berkelanjutan, diharapkan semakin banyak dokter Indonesia yang mampu menguasai teknologi bedah robotik ini. Hal ini akan memperluas akses layanan bedah presisi kepada lebih banyak pasien di seluruh Indonesia.
Harapan untuk Masa Depan
Direktur Utama Bundamedik, Agus Heru Darjono, berharap penguasaan teknologi bedah robotik ini dapat meluas dan merata di Indonesia. Tujuannya adalah agar layanan bedah presisi dapat diakses oleh lebih banyak pasien, meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara menyeluruh, dan memberikan harapan baru bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis yang canggih.
Adopsi teknologi bedah robotik generasi kedua oleh Bundamedik merupakan langkah penting dalam transformasi layanan kesehatan di Indonesia. Dengan peningkatan presisi, minimalisasi risiko, dan percepatan pemulihan pasien, teknologi ini berpotensi untuk meningkatkan kualitas hidup banyak orang di Indonesia. Komitmen Bundamedik dalam pengembangan ekosistem pelatihan juga memastikan keberlanjutan dan perluasan akses terhadap teknologi canggih ini.