Ternyata, Gunung Marapi Erupsi 13 Kali Sepanjang Juli 2025: Waspada Bahaya Erupsi Gunung Marapi!
Pos PGA Bukittinggi mencatat Gunung Marapi erupsi 13 kali sepanjang Juli 2025, menambah daftar panjang aktivitas vulkanik. Simak detail Erupsi Gunung Marapi terkini dan dampaknya!

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Bukittinggi, Sumatera Barat, melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang signifikan sepanjang Juli 2025. Gunung berapi aktif ini tercatat mengalami erupsi sebanyak 13 kali dalam periode tersebut, menunjukkan peningkatan frekuensi letusan.
Ketua Pos PGA Bukittinggi, Ahmad Rifandi, menjelaskan bahwa erupsi pertama di bulan Juli terjadi pada Senin, 7 Juli 2025, pukul 13.59 WIB. Kejadian ini terekam jelas di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,1 milimeter dan durasi kurang lebih 46 detik. Meskipun demikian, tinggi kolom abu tidak dapat teramati karena kondisi cuaca yang berkabut.
Aktivitas vulkanik Gunung Marapi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas dan masyarakat sekitar. Dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (Mdpl), gunung ini terus menunjukkan dinamika yang memerlukan pemantauan ketat untuk memastikan keselamatan warga dan pendaki, mengingat sejarah letusan yang memakan korban jiwa.
Frekuensi Erupsi Gunung Marapi di Bulan Juli 2025
Sepanjang Juli 2025, Gunung Marapi menunjukkan pola erupsi yang cukup aktif. Setelah erupsi perdana pada 7 Juli, letusan kembali terjadi dalam selang waktu empat hari, yakni pada Jumat, 11 Juli 2025. Selain erupsi, Pos PGA juga mencatat adanya 38 kali hembusan selama bulan tersebut.
Ahmad Rifandi menambahkan bahwa ada beberapa hari di bulan Juli 2025 di mana Gunung Marapi meletus lebih dari satu kali dalam sehari. Erupsi ganda ini tercatat pada Jumat, 11 Juli, Senin, 14 Juli, dan Kamis, 31 Juli. Setiap tanggal tersebut, gunung mengalami dua letusan dalam satu hari, menandakan intensitas aktivitas yang tidak merata.
Data ini menegaskan bahwa Gunung Marapi masih dalam kondisi aktif dan memerlukan kewaspadaan tinggi. Pemantauan terus-menerus dilakukan oleh petugas PGA untuk memberikan informasi dan peringatan dini kepada masyarakat.
Total Letusan dan Dampak Sejarah Erupsi Gunung Marapi
Secara kumulatif, total jumlah letusan Gunung Marapi sejak erupsi utama pada Desember 2023 hingga akhir Juli 2025 telah mencapai 462 kali. Angka ini disertai dengan 7.181 hembusan, menunjukkan aktivitas vulkanik yang berkelanjutan dan intens dalam kurun waktu tersebut.
Sejarah mencatat dampak serius dari aktivitas Gunung Marapi. Pada erupsi utama Minggu, 3 Desember 2023, sebanyak 23 pendaki menjadi korban meninggal dunia akibat material letusan yang mencapai ketinggian 3.000 meter. Insiden tragis ini menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai.
Selain itu, pada Mei 2024, bencana banjir lahar dingin yang berasal dari Gunung Marapi juga menyebabkan 67 warga meninggal dunia. Peristiwa ini menunjukkan bahwa dampak erupsi tidak hanya terbatas pada letusan langsung, tetapi juga ancaman sekunder seperti lahar dingin yang dapat terjadi pasca-erupsi.
Imbauan dan Status Jalur Pendakian Gunung Marapi
Mengingat tingginya aktivitas vulkanik dan potensi bahaya, Gunung Marapi setinggi 2.891 Mdpl ini hingga kini masih tertutup untuk jalur pendakian. Kebijakan ini diberlakukan demi keselamatan para pendaki dan masyarakat.
Warga dan wisatawan dilarang mendekati puncak Gunung Marapi serta area-area yang telah ditetapkan sebagai zona bahaya. Imbauan ini sangat penting untuk dipatuhi guna menghindari risiko terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari erupsi yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Pemerintah daerah dan instansi terkait terus berkoordinasi untuk memantau kondisi Gunung Marapi dan memberikan informasi terbaru kepada publik. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan tidak melakukan aktivitas di zona terlarang.