Gunung Marapi Erupsi Lagi! Durasi 37 Detik, Status Waspada Tetap Berlaku
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali erupsi selama 37 detik pagi ini, membuat status waspada tetap berlaku di sekitar gunung berapi tersebut.
Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Kamis pagi pukul 07.55 WIB, gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini erupsi dengan durasi sekitar 37 detik. Erupsi ini menjadi perhatian mengingat aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang cukup intens dalam beberapa pekan terakhir. Petugas Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, Teguh, melaporkan bahwa tinggi kolom abu tidak teramati pada erupsi kali ini.
Meskipun tinggi kolom abu tidak teramati, letusan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,2 milimeter. Durasi erupsi yang relatif singkat, yakni 37 detik, menunjukkan intensitas letusan yang berbeda dibandingkan erupsi sebelumnya. Hal ini perlu diwaspadai mengingat potensi bahaya yang tetap ada.
Aktivitas Gunung Marapi yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir ditandai dengan beberapa kali letusan, bahkan beberapa di antaranya disertai dentuman keras. Kondisi ini menunjukkan adanya tekanan di dalam gunung yang perlu dipantau secara ketat. Aktivitas vulkanik yang fluktuatif ini menuntut kewaspadaan dari seluruh pihak terkait.
Aktivitas Vulkanik Gunung Marapi dan Rekomendasi PVMBG
Berdasarkan data PGA pada 7 Maret 2025, tercatat erupsi Gunung Marapi dengan tinggi kolom abu mencapai 1.200 meter di atas puncak. Abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi tersebut terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,7 milimeter dan berdurasi 2 menit 4 detik. Sehari setelahnya, gunung api ini kembali meletus dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter dan durasi sekitar 55 detik.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, memberikan penjelasan mengenai penyebab erupsi. Beliau memperkirakan erupsi terjadi akibat aktivitas buka tutup ventilasi konduit di bagian dasar kawah Verbeek atau pusat erupsi. Proses pengerasan lava akibat pendinginan, yang dipercepat oleh infiltrasi air meteorik, menyebabkan penutupan ventilasi konduit. Akumulasi tekanan di bagian dangkal dekat permukaan kemudian memicu erupsi.
Saat ini, Gunung Marapi berada pada status Level II (Waspada). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi penting. Masyarakat, pendaki, dan pengunjung dilarang memasuki wilayah radius 3 kilometer dari pusat erupsi (kawah Verbeek). Imbauan juga disampaikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran, atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar mewaspadai potensi banjir lahar hujan, terutama saat musim hujan.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Pemantauan aktivitas Gunung Marapi terus dilakukan untuk memberikan informasi terkini dan akurat kepada masyarakat. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bahaya erupsi gunung berapi.
Kesimpulan
Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Kamis pagi menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap aktivitas gunung berapi. Status Waspada yang ditetapkan PVMBG harus dipatuhi dengan ketat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pemantauan dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar gunung tetap menjadi prioritas utama.