Terungkap: 7 KM Pembangunan Tanggul Kali Angke Belum Tuntas, Pembebasan Lahan Jadi Kendala Utama Pemicu Banjir
Pembangunan Tanggul Kali Angke sepanjang 26 kilometer di Tangerang masih menyisakan 7 kilometer yang belum rampung. Apa penyebab utamanya dan bagaimana dampaknya terhadap banjir?

Pembangunan tanggul Kali Angke di wilayah Tangerang masih menghadapi hambatan signifikan. Sepanjang 7 kilometer dari total 26 kilometer tanggul belum tuntas dibangun, terutama akibat kendala pembebasan lahan.
Kondisi ini diungkapkan oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSC), David Partonggo Oloan Marpaung, di Bendungan Polor Tangerang. Pernyataan tersebut disampaikan usai kegiatan susur sungai Kali Angke pada Rabu (23/7) bersama Gubernur Banten Andra Soni.
Selain masalah lahan, penyempitan dan pendangkalan Kali Angke juga menjadi faktor krusial. Kedua kondisi ini secara langsung berkontribusi pada seringnya kejadian banjir di pemukiman warga Tangerang.
Kendala Utama Pembangunan Tanggul Kali Angke
Kepala BBWSC, David Partonggo Oloan Marpaung, menjelaskan bahwa proyek pembangunan tanggul di sisi kiri dan kanan Kali Angke sepanjang 26 kilometer belum sepenuhnya rampung. Sekitar tujuh kilometer dari total panjang tersebut masih belum terselesaikan, dan ini menjadi salah satu pemicu utama banjir di wilayah tersebut.
David menyoroti bahwa belum tuntasnya pembangunan tanggul ini disebabkan oleh beberapa faktor. Kendala pembebasan lahan menjadi isu paling dominan, di samping beberapa permasalahan teknis lainnya yang turut menghambat proses konstruksi.
Pihak BBWSC sangat berharap agar proses pembebasan lahan yang tersisa dapat segera dituntaskan. Percepatan ini krusial untuk memastikan kelanjutan pembangunan tanggul dan mengurangi risiko banjir yang kerap melanda pemukiman warga.
Akar Masalah Banjir dan Upaya Penanganannya
Selain masalah tanggul yang belum selesai, kondisi Kali Angke sendiri juga memperparah potensi banjir di Tangerang. Kali tersebut telah mengalami penyempitan dan pendangkalan yang signifikan, mengurangi kapasitas alir airnya.
Menyikapi hal ini, gagasan Gubernur Banten Andra Soni untuk melaksanakan susur sungai Kali Angke dinilai sebagai langkah tepat. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk penanganan masalah banjir.
Melalui kegiatan susur sungai ini, BBWSC menyampaikan beberapa program ke depan yang bertujuan mengatasi masalah banjir secara komprehensif. Diharapkan, tim pengendalian banjir bersama Dinas PUPR di Tangerang dan Banten dapat segera merumuskan langkah pasti untuk penanganan banjir.
Temuan Langsung dari Susur Sungai Kali Angke
Gubernur Banten Andra Soni, didampingi Wali Kota Tangerang Sachrudin dan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, mengungkapkan temuan penting usai susur sungai Kali Angke sepanjang 10 kilometer. Ia menemukan adanya penyempitan luas, pendangkalan, serta pekerjaan pembangunan tanggul yang belum selesai.
Ketiga faktor tersebut, menurut Gubernur Andra, merupakan penyebab utama banjir yang terjadi di wilayah Tangerang belakangan ini. Observasi langsung di lapangan memberikan gambaran jelas mengenai akar permasalahan yang ada.
Andra Soni menambahkan bahwa saat intensitas air tinggi, banyak air yang meluap karena pembangunan tanggul belum rampung. Oleh karena itu, hasil inventarisasi dari susur sungai ini diharapkan dapat segera ditindaklanjuti oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane yang memiliki kewenangan penuh dalam pekerjaan ini.
Gubernur menekankan pentingnya kolaborasi dengan BBWSC untuk mencari solusi efektif. Tujuannya adalah agar masalah banjir yang disebabkan oleh kondisi Kali Angke dan infrastruktur tanggul dapat segera teratasi.