Terungkap! Ekonomi Jawa Tengah Tumbuh 5,28 Persen Berkat Pemerintahan Kolaboratif
Gubernur Jateng ungkap rahasia pertumbuhan ekonomi 5,28 persen di triwulan II 2025. Ternyata, Pemerintahan Kolaboratif jadi kunci utama. Simak selengkapnya!

Provinsi Jawa Tengah mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada triwulan II tahun 2025. Data terbaru menunjukkan angka pertumbuhan mencapai 5,28 persen secara tahunan, melampaui capaian periode sebelumnya. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari penerapan pendekatan pemerintahan kolaboratif.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Gubernur Luthfi usai rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng, Semarang, pada Selasa lalu. Ia menegaskan bahwa strategi kolaborasi telah menjadi fondasi utama dalam menciptakan dan mengembangkan sektor ekonomi baru di berbagai eks karesidenan. Pendekatan ini melibatkan sinergi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta.
Luthfi menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kolaborasi yang erat ini diharapkan dapat terus ditingkatkan guna mempertahankan dan bahkan mempercepat laju perkembangan ekonomi di seluruh wilayah Jawa Tengah. Ini adalah bukti nyata efektivitas sinergi dalam pembangunan daerah.
Strategi Pemerintahan Kolaboratif dalam Mendorong Ekonomi
Konsep pemerintahan kolaboratif merupakan sebuah pendekatan tata kelola yang mengintegrasikan berbagai elemen masyarakat. Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat sipil dan sektor swasta untuk merumuskan serta mengimplementasikan kebijakan publik secara efektif. Gubernur Luthfi menjelaskan bahwa sinergi ini menjadi kunci keberhasilan dalam menumbuhkan ekonomi baru di setiap wilayah.
Salah satu implementasi nyata dari pendekatan kolaboratif ini adalah gelaran Soloraya Great Sale 2025. Acara tersebut berhasil mencatatkan nilai transaksi fantastis, mencapai Rp10,7 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 5,4 juta pada Juli 2025. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar dari kerja sama lintas sektor dalam mendongkrak aktivitas ekonomi lokal.
Selain itu, Jawa Tengah juga aktif memperkuat kerja sama melalui program sister province dan sister city dengan negara-negara lain. Inisiatif ini bertujuan untuk membuka dan meningkatkan nilai investasi yang masuk ke wilayah tersebut. Program ini telah terjalin dengan China, Malaka, dan Singapura, menjadikan Jawa Tengah semakin menarik di mata investor internasional.
Luthfi menambahkan bahwa upaya ini menjadikan investasi di Jawa Tengah sangat kondusif dan menarik bagi berbagai negara. Lingkungan yang aman, lahan yang luas, serta tenaga kerja yang kompetitif menjadi daya tarik utama. Semua faktor ini berkontribusi pada terciptanya iklim investasi yang positif dan berkelanjutan di provinsi ini.
Sektor-Sektor Penopang Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan II 2025 secara tahunan mencapai 5,28 persen. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 4,93 persen. Peningkatan ini didorong oleh kontribusi berbagai lapangan usaha yang menunjukkan performa positif.
Beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan paling signifikan adalah informasi dan komunikasi sebesar 9,97 persen, jasa lainnya sebesar 9,86 persen, serta penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 9,42 persen. Sektor-sektor ini menunjukkan dinamika tinggi dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar yang terus berkembang. Ini mencerminkan diversifikasi ekonomi yang sehat.
Lapangan usaha dominan lainnya juga mencatatkan pertumbuhan positif yang substansial. Industri pengolahan tumbuh sebesar 4,47 persen, perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor meningkat 4,56 persen. Sektor konstruksi juga menunjukkan performa kuat dengan pertumbuhan 8,90 persen, sementara pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 1,14 persen.
Selain itu, sektor jasa perusahaan tumbuh 7,95 persen, jasa pendidikan 7,33 persen, dan transportasi serta pergudangan 7,29 persen. Gubernur Luthfi menekankan bahwa Jawa Tengah memiliki potensi besar untuk terus berkembang, terutama di sektor industri padat karya. Hal ini didukung oleh ketersediaan tenaga kerja kompetitif, lahan yang luas, dan iklim investasi yang aman.