Terungkap: KLH Dorong Integrasi Pengelolaan Sampah untuk Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mendorong integrasi pengelolaan sampah di sekolah dan permukiman, demi masa depan bangsa yang sehat dan lestari.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memberikan dukungan penuh terhadap program prioritas nasional, Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan fokus pada integrasi pemenuhan gizi dan pengelolaan sampah. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menekankan pentingnya pendekatan holistik ini. Dukungan ini diharapkan dapat menciptakan generasi muda yang berprestasi dan tangguh.
Program MBG, yang merupakan bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, tidak hanya berorientasi pada aspek gizi semata. Hanif menegaskan bahwa investasi masa depan bangsa ini harus pula ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan setelah meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatake di Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, pada Senin, 4 Agustus.
Kunjungan tersebut menjadi bentuk dukungan konkret KLH terhadap program MBG yang juga mengedepankan lingkungan bersih. Kualitas makanan bergizi yang dikonsumsi masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan pangan sehat, lingkungan bersih, air layak, dan udara yang bebas pencemar. Oleh karena itu, integrasi pengelolaan sampah menjadi krusial dalam keberhasilan program ini.
Pentingnya Integrasi Gizi dan Lingkungan
Menteri Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kualitas lingkungan yang mendukung. Makanan bergizi tidak akan optimal jika dikonsumsi dalam lingkungan yang tercemar atau tidak sehat.
Ketersediaan pangan sehat, lingkungan yang bersih, akses air layak, dan udara bebas polutan merupakan fondasi utama. Semua elemen ini secara kolektif berkontribusi pada kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, KLH mendukung MBG sebagai program yang harus berlandaskan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Dukungan KLH/BPLH terhadap program MBG didasari pemahaman bahwa gizi dan lingkungan yang baik adalah dua pilar penting. Keduanya krusial dalam membentuk generasi muda yang produktif, berprestasi, dan tangguh. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yang membutuhkan sumber daya manusia unggul.
SPPG Jatake: Model Kolaborasi Berkelanjutan
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jatake di Jatiuwung, Kota Tangerang, Banten, menjadi contoh nyata kolaborasi pengelolaan sampah berbasis kawasan. Fasilitas ini menggabungkan peran aktif masyarakat, dunia usaha, dan teknologi sederhana. SPPG Jatake beroperasi di lahan seluas sekitar 2.000 meter persegi, menunjukkan potensi besar dalam pengelolaan limbah.
Model ini mampu mengolah sekitar 10 hingga 15 ton sampah setiap harinya. Keberadaan SPPG Jatake berkontribusi signifikan dalam mengurangi beban sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) hingga lebih dari 30 persen. Ini menunjukkan efektivitas pendekatan terpadu dalam mengatasi masalah sampah perkotaan.
Berbagai teknologi sederhana diterapkan di SPPG Jatake, termasuk komposting, bank sampah, dan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) skala kecil. Menteri Hanif mendorong replikasi pendekatan integratif seperti ini di berbagai daerah. Tujuannya adalah untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah terpadu dan memperluas literasi lingkungan di seluruh Indonesia.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Keberhasilan Program
Keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara menyeluruh sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor yang kuat. Menteri Hanif menekankan bahwa sinergi antara pemerintah, komunitas, dunia usaha, dan lembaga pendidikan adalah kunci utama. Pendekatan ini memastikan keberlanjutan skema pengelolaan gizi dan lingkungan.
Membangun kesadaran kolektif menjadi prioritas utama untuk mencapai tujuan ini. Setiap elemen masyarakat diharapkan mengambil peran aktif dalam menciptakan masa depan yang lebih sehat, adil, dan lestari. Kesadaran ini akan mendorong partisipasi lebih luas dalam program-program lingkungan dan gizi.
Menteri Hanif mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam mengintegrasikan gizi, lingkungan, dan masa depan anak-anak Indonesia. Dengan sinergi yang kuat dan kesadaran kolektif, Indonesia dapat membangun fondasi yang kokoh. Hal ini akan menghasilkan bangsa yang sehat, kuat, dan lestari, sesuai dengan cita-cita pembangunan nasional.