Terungkap! Sumur Rakyat Mampu Dongkrak Lifting Minyak Nasional Hingga 100 Ribu Barel per Hari
Potensi besar Sumur Rakyat terkuak! SKK Migas memprediksi sumur rakyat dapat menambah lifting minyak nasional hingga 100 ribu barel per hari. Bagaimana mekanismenya?

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan potensi signifikan dari sumur minyak rakyat dalam mendukung target lifting minyak nasional. Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menyebut bahwa sumur-sumur ini berpotensi menambah produksi hingga 100 ribu barel minyak per hari (bph). Hal ini menjadi angin segar bagi upaya pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.
Prediksi tersebut didasarkan pada asumsi bahwa satu sumur dapat menghasilkan antara 3 hingga 25 barel per hari. Dengan estimasi 30 ribu sumur rakyat yang tersebar, terutama di wilayah Sumatera seperti Aceh, Sumatera Selatan, dan Jambi, kontribusi mereka diharapkan mampu mendongkrak produksi. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mencapai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, juga menegaskan kesiapan 30 ribu sumur rakyat ini untuk mendukung lifting minyak nasional. Kerja sama pengelolaan sumur rakyat ini akan melibatkan koperasi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau usaha kecil menengah (UKM) setempat. Produksi minyak dari sumur-sumur ini nantinya akan dibeli oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau Pertamina sebagai off-taker.
Potensi dan Estimasi Produksi Sumur Rakyat
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, secara optimis menyatakan bahwa sumur minyak rakyat memiliki potensi besar untuk meningkatkan lifting minyak nasional. Angka 100 ribu barel per hari (bph) disebut sebagai potensi maksimal yang dapat dicapai dari keberadaan sumur-sumur ini. Estimasi ini memberikan harapan baru dalam upaya peningkatan produksi migas domestik.
Perkiraan tersebut didasarkan pada asumsi konservatif bahwa setiap sumur rakyat mampu menghasilkan antara 3 hingga 25 barel minyak per hari. Dengan jumlah sekitar 30 ribu sumur yang telah teridentifikasi, Djoko memperkirakan sumur rakyat saat ini dapat menghasilkan sekitar 90 ribu barel per hari. Angka ini baru berasal dari tiga provinsi utama yang memiliki konsentrasi sumur rakyat terbesar.
Tiga provinsi yang dimaksud adalah Aceh, Sumatera Selatan, dan Jambi, yang sebagian besar sumur rakyatnya berlokasi di Pulau Sumatera. Djoko menambahkan bahwa jika potensi dari provinsi lain juga dapat dioptimalkan, target 100 ribu bph akan sangat mungkin tercapai. Peningkatan produksi dari sumur rakyat ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap ketahanan energi nasional.
Mekanisme Pengelolaan dan Pembelian Minyak Sumur Rakyat
Pengelolaan sumur rakyat akan diatur secara sistematis sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 14 Tahun 2025. Regulasi ini menegaskan bahwa sumur-sumur tersebut akan dikelola oleh entitas lokal. Koperasi, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), atau Usaha Kecil dan Menengah (UKM) milik masyarakat di daerah menjadi pihak yang bertanggung jawab.
Selanjutnya, perusahaan minyak dan gas bumi (migas) atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di sekitar lokasi sumur rakyat akan berperan sebagai pembeli. Produksi minyak dari sumur rakyat ini akan dibeli dengan harga yang kompetitif. Harga yang disepakati adalah 70 hingga 80 persen dari harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).
Djoko Siswanto menjelaskan bahwa skema kerja sama antara KKKS dengan UMKM atau BUMD ini masih menunggu usulan resmi dari para gubernur di daerah terkait. Setelah usulan diterima, proses implementasi diharapkan dapat berjalan lancar. Pertamina juga telah menyatakan kesediaannya untuk menjadi off-taker atau pembeli utama minyak dari sumur-sumur ini.
Produksi minyak dari sumur masyarakat yang dibeli oleh KKKS nantinya akan dihitung sebagai bagian dari lifting KKKS tersebut. Hal ini memastikan bahwa kontribusi sumur rakyat tercatat dalam data produksi nasional. Diharapkan, mulai bulan depan, tambahan produksi minyak dari sumur rakyat ini sudah dapat terealisasi dan mendukung target lifting nasional.